Singapura (ANTARA) - Harga minyak sedikit menguat di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, karena persediaan minyak mentah AS minggu lalu merosot, sementara dolar AS melemah membuat minyak lebih murah untuk pembeli non Amerika.
Minyak mentah berjangka Brent terkerek 8 sen, menjadi diperdagangkan di 80,07 dolar AS per barel pada pukul 01.26 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terdongkrak 6 sen, menjadi diperdagangkan di 76,29 dolar AS per barel.
Persediaan minyak mentah AS turun sekitar 3,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 16 Desember, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API). Persediaan bensin naik sekitar 4,5 juta barel, sementara stok sulingan naik 828.000 barel, menurut sumber yang berbicara tanpa menyebut nama.
Indeks dolar AS, yang diperdagangkan terbalik dengan minyak, turun 0,69 persen pada perdagangan Selasa (20/12/2022).
Namun, meningkatnya kasus COVID-19 di China membatasi harga untuk bergerak jauh lebih tinggi.
Impor minyak mentah China dari Rusia naik 17 persen pada November dari setahun sebelumnya, karena kilang-kilang China bergegas mengamankan lebih banyak kargo menjelang batas harga yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh (G7) pada 5 Desember.
Peningkatan tersebut menjadikan Rusia pemasok minyak utama untuk China di depan Arab Saudi.
Sementara itu, Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita negara Saudi bahwa anggota OPEC+ mengabaikan politik dari proses pengambilan keputusan serta keluar dari penilaian dan perkiraan mereka.
Menteri menambahkan, keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak yang banyak dikritik ternyata tepat untuk mendukung stabilitas pasar dan industri.
Harga minyak, yang mendekati level tertinggi sepanjang masa di 147 dolar AS per barel pada Maret setelah Rusia menginvasi Ukraina, telah menghapus sebagian besar kenaikannya di tahun 2022.
Baca juga: Harga minyak naik di Asia, ketidakpastian COVID China batasi keuntungan
Baca juga: Harga minyak tergelincir di awal sesi Asia karena persediaan AS melonjak