Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), kembali bertengger di atas level psikologis 1.800 dolar AS, di tengah koreksi harga setelah anjlok di sesi sebelumnya karena Federal Reserve (Fed) menaikkan suku bunga dan memberikan nada lebih hawkish dengan mengisyaratkan lebih banyak kenaikan suku bunga akan datang.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat 12,4 dolar AS atau 0,69 persen menjadi ditutup pada 1.800,20 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di 1.804,20 dolar AS dan terendah di 1.783,90 dolar AS dan turun 0,6 persen untuk minggu ini.
Harga emas berjangka anjlok 30,90 dolar AS atau 1,7 persen menjadi 1.787,80 dolar AS pada Kamis (15/12/2022), setelah jatuh 6,80 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.818,70 dolar AS pada Rabu (14/12/2022), dan melonjak 33,20 dolar AS atau 1,85 persen menjadi 1.825,50 dolar AS pada Selasa (13/12/2022).
Emas menemukan dukungan tambahan karena data ekonomi yang dirilis Jumat (16/12/2022) mengecewakan. Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur AS dari S&P Global berada di 46,2 pada Desember, turun dari 47,7 pada bulan sebelumnya, menandakan penurunan kuat dalam kondisi operasi di seluruh sektor penghasil barang.
Penurunan tersebut merupakan yang tercepat sejak periode penguncian awal pada tahun 2020 dan didorong oleh permintaan yang melemah dan penurunan output yang lebih cepat.
Sementara itu PMI jasa-jasa AS turun menjadi 44,4 pada Desember dari 46,2 pada November, di bawah perkiraan konsensus 46,5 oleh para ekonom.
Emas sebagian besar telah kehilangan statusnya sebagai tempat berlindung yang aman tahun ini, karena kenaikan suku bunga AS mendorong peluang kerugian untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Hal ini membuat dolar sebagian besar mengambil alih emas sebagai tempat berlindung yang disukai pasar, meskipun kekhawatiran akan resesi AS semakin meningkat.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 2,3 sen atau 0,1 persen, menjadi ditutup pada 23,328 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari merosot 13,2 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi berakhir pada 1.000 dolar AS per ounce.
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB