Ibu Iriana Iriana Joko Widodo ajak pendamping pemimpin negara G20 lihat kearifan lokal RI
Bali (ANTARA) - Ibu Negara Iriana Joko Widodo melakukan pertemuan dengan para pendamping pemimpin negara-negara anggota G20 dan lembaga internasional sebagai bagian dari rangkaian KTT G20 di Sofitel Bali, Nusa Dua Beach Resort, Selasa.
Dalam kegiatan itu, Iriana, yang mengenakan pakaian nusantara dipadukan kain tenun Bali, menyambut langsung dan bersalaman dengan para pendamping pemimpin negara setibanya mereka di lobi kedatangan.
"Selamat datang di Indonesia. Saya bahagia menyambut kehadiran Ibu dan Bapak di Pulau Bali," kata Iriana mengawali sambutannya pada acara tersebut.
Satu per satu para pendamping pemimpin negara tiba di lobi kedatangan sekitar pukul 09.00 Wita, mulai dari pendamping presiden Spanyol Maria Begona Gomez Fernandez, pendamping presiden Turki Emine Erdogan, pendamping perdana menteri Jepang Yuko Kishida, pendamping presiden Komisi Eropa Heiko von der Leyen, pendamping presiden Republik Korea Kim Keon-hee, dan pendamping presiden China Peng Liyuan.
Usai disambut dan bersalaman dengan Iriana, para pendamping pemimpin negara itu kemudian menuju ruang tunggu yang telah disediakan.
Dalam ruang tunggu tersebut, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo dan Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Siti Nugraha Mauludiah menemani para pendamping pemimpin negara itu dengan menyaksikan demonstrasi kerajinan daun lontar, membatik, dan menenun.
Iriana mengatakan dalam pertemuan tersebut para pendamping diajak melihat dan ikut merasakan berbagai kearifan lokal yang dimiliki Indonesia, mulai dari hasil kerajinan hingga hidangan khas Indonesia. Dia juga menjelaskan salah satu alat musik tradisional yang ditampilkan untuk menyambut kedatangan para pendamping di tempat acara.
"Alat yang bernama gamelan ini alat yang terbuat dari bambu yang ramah lingkungan. Alunan harmoni suara ini dapat membawa kita seolah menyatu dengan alam dan menghasilkan harmoni. Harmoni ini adalah kehidupan masyarakat Indonesia yang rukun dan toleran di tengah perbedaan," jelasnya.
Dia berharap para pendamping pemimpin negara itu dapat menikmati waktu dengan baik selama berada di Bali sehingga dapat memperpanjang waktu kunjungannya di Indonesia.
"Saya yakin Bapak, Ibu akan jatuh cinta dengan Indonesia, dengan Bali," ujar Iriana.
Baca juga: Presidensi G20 RI dorong restrukturisasi utang negara miskin
Iriana kemudian mengajak para pendamping ke halaman belakang Sofitel Bali untuk melihat berbagai aktivitas berbasis budaya dari sejumlah daerah di Tanah Air, seperti Mama Noken, musik gamelan, musik Rindik Bali, musik Gondang Batak, tarian Merak, tarian Tor-tor, hingga anak-anak yang sedang bermain ular tangga.
Selain itu, para pendamping pemimpin negara juga diajak melihat pameran produk anyaman dan sejumlah produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah di Indonesia.
Pertemuan tersebut ditutup dengan jamuan makan siang bersama Iriana dengan para pendamping pemimpin negara-negara G20 serta lembaga internasional.
Dalam kegiatan itu, Iriana, yang mengenakan pakaian nusantara dipadukan kain tenun Bali, menyambut langsung dan bersalaman dengan para pendamping pemimpin negara setibanya mereka di lobi kedatangan.
"Selamat datang di Indonesia. Saya bahagia menyambut kehadiran Ibu dan Bapak di Pulau Bali," kata Iriana mengawali sambutannya pada acara tersebut.
Satu per satu para pendamping pemimpin negara tiba di lobi kedatangan sekitar pukul 09.00 Wita, mulai dari pendamping presiden Spanyol Maria Begona Gomez Fernandez, pendamping presiden Turki Emine Erdogan, pendamping perdana menteri Jepang Yuko Kishida, pendamping presiden Komisi Eropa Heiko von der Leyen, pendamping presiden Republik Korea Kim Keon-hee, dan pendamping presiden China Peng Liyuan.
Usai disambut dan bersalaman dengan Iriana, para pendamping pemimpin negara itu kemudian menuju ruang tunggu yang telah disediakan.
Dalam ruang tunggu tersebut, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo dan Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Siti Nugraha Mauludiah menemani para pendamping pemimpin negara itu dengan menyaksikan demonstrasi kerajinan daun lontar, membatik, dan menenun.
Iriana mengatakan dalam pertemuan tersebut para pendamping diajak melihat dan ikut merasakan berbagai kearifan lokal yang dimiliki Indonesia, mulai dari hasil kerajinan hingga hidangan khas Indonesia. Dia juga menjelaskan salah satu alat musik tradisional yang ditampilkan untuk menyambut kedatangan para pendamping di tempat acara.
"Alat yang bernama gamelan ini alat yang terbuat dari bambu yang ramah lingkungan. Alunan harmoni suara ini dapat membawa kita seolah menyatu dengan alam dan menghasilkan harmoni. Harmoni ini adalah kehidupan masyarakat Indonesia yang rukun dan toleran di tengah perbedaan," jelasnya.
Dia berharap para pendamping pemimpin negara itu dapat menikmati waktu dengan baik selama berada di Bali sehingga dapat memperpanjang waktu kunjungannya di Indonesia.
"Saya yakin Bapak, Ibu akan jatuh cinta dengan Indonesia, dengan Bali," ujar Iriana.
Baca juga: Presidensi G20 RI dorong restrukturisasi utang negara miskin
Iriana kemudian mengajak para pendamping ke halaman belakang Sofitel Bali untuk melihat berbagai aktivitas berbasis budaya dari sejumlah daerah di Tanah Air, seperti Mama Noken, musik gamelan, musik Rindik Bali, musik Gondang Batak, tarian Merak, tarian Tor-tor, hingga anak-anak yang sedang bermain ular tangga.
Selain itu, para pendamping pemimpin negara juga diajak melihat pameran produk anyaman dan sejumlah produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah di Indonesia.
Pertemuan tersebut ditutup dengan jamuan makan siang bersama Iriana dengan para pendamping pemimpin negara-negara G20 serta lembaga internasional.