Jenewa (ANTARA) - Kondisi pasar untuk sejumlah komoditas pangan utama dapat sedikit membaik pada 2022-2023, karena adanya prediksi pertumbuhan produksi sereal, kata seorang pejabat dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada Jumat (11/11).
Boubaker Ben Belhassen, Direktur Divisi Pasar dan Perdagangan di FAO, mengatakan dalam jumpa pers bahwa menurut Laporan Dua Tahunan terbaru tentang Pasar Pangan Global, bahan makanan pokok dapat memperoleh manfaat dari membaiknya kondisi pasar. Namun banyak faktor lain termasuk konflik, prospek ekonomi yang suram dan perubahan mendadak dalam kebijakan perdagangan menyebabkan ketidakpastian dalam stabilitas pasar pangan global, katanya.
Untuk beras, produksi global diprediksi turun tahun ini karena cuaca yang tidak mendukung dan kenaikan harga input. Namun, pasokan diperkirakan akan tetap melimpah pada 2022-2023 berkat stok yang besar
Perdagangan gula dunia diperkirakan akan meningkat, karena tersedia dalam jumlah besar dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, perdagangan global untuk produk susu kemungkinan akan turun pada 2022 untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, katanya.
Pejabat FAO mengatakan kepada wartawan bahwa tagihan impor pangan global diperkirakan akan mencapai rekor baru pada 2022, naik menjadi hampir 2 triliun dolar AS (Rp30,94), lebih tinggi 180 miliar dolar AS dibandingkan tahun 2021. Sebagian besar kenaikan tersebut akan didorong oleh biaya impor yang lebih mahal.
Pada saat yang sama, katanya, harga input pertanian meningkat secara mengkhawatirkan, dengan tagihan telah meningkat hampir 50 persen pada 2022. Harga energi dan pupuk yang lebih tinggi merupakan faktor utama yang memengaruhi kenaikan ini. Selesai
Baca juga: Menhan Prabowo Subianto akan bicara di forum keamanan pangan global
Baca juga: Hari Pangan Sedunia, momentum pupuk tetap ada