BKKBN Riau dorong program bapak asuh percepat penurunan stunting di Rohil

id BKKBN Riau,bapak asuh stunting,Rohil

BKKBN Riau dorong program bapak asuh percepat penurunan stunting di Rohil

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati yulia mengukuhkan Dandim 0321 Rohil, Letkol Inf. M. Erfani, SH.M.Tr (Han) sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) eserta Ketua Persit KCK Cabang 76 Kodim 0321 Rohil, Yunica Erfani Bunda Asuh Anak Stunting. Antara/HO-Humas BKKBN Riau.

Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau berupaya mempercepat penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) yang tercatat 29,7 persen melalui Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Bunda Asuh Anak Stunting.

"Prevalensi stunting di Rohil sebesar 29,7 persen itu bagian dari enam kabupaten/kota di Riau yang memiliki prevalensi di atas rata-rata provins yang tercatat 22,3 persen," kata Kepala Kantor BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia di aula Kodim 0321/Rohil, Kamis.

Ia mengatakan berbagai upaya gotong royong terus dilakukan untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di Rohil, antara lain mengukuhkan Dandim 0321/Rohil Letkol Inf M. Erfani, SH.M.Tr (Han) sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) beserta Ketua Persit KCK Cabang 76 Kodim 0321/Rohil Yunica Erfani sebagai Bunda Asuh Anak Stunting.

Gerakan BAAS perlu terus digaungkan, karena kegiatan ini merupakan tindak lanjut telah dikukuhkannya KASAD, Danrem 031/Wirabima dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 031 PD I/BB sebagai bapak dan bunda asuh anak stunting.

"Program BAAS dan Bunda Asuh Anak Stunting guna menyediakan platform kontribusi pemangku kepentingan untuk turut ambil bagian dalam percepatan penurunan stunting yang menyasar keluarga berisiko stunting dengan kelompok sasaran ibu hamil, calon pengantin dan bayi berusia 0-23 bulan," katanya.

Untuk keberlanjutannya, program ini bisa dipilih oleh pemangku kepentingan melalui tujuh paket manfaat, antara lain KIE kelompok sasaran, pembuatan akta kelahiran, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi calon pengantin, ibu hamil dan baduta, pembayaran iuran kesehatan dan fasilitasi rujukan, pemberdayaan ekonomi keluarga.

Paket pilihan lainnya bisa berupa bantuan jamban sehat dan air bersih. Para pemangku kepentingan dapat memilih metode penyaluran bantuan, baik secara langsung ataupun melalui pihak ketiga.

"Selain itu, pemangku kepentingan juga dapat memantau dampak pemberian paket asuhan melalui mekanisme pencatatan dan pelaporan yang disepakati antara pemangku kepentingan dan pihak ketiga, sistem surveilans rutin yang ada kunjungan langsung ke kelompok sasaran, dan mekanisme lainnya," katanya.

Gerakan BAAS ini penting, karena satu indikator pembangunan manusia yang ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024 adalah penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024, yang saat ini masih 24 persen.

Angka prevalensi Provinsi Riau 22,3 persen dan Rokan Hilir 29,7 persen (data SSGI, 2021). Suatu penurunan yang cukup menantang dengan kecepatan penurunan diharapkan sebesar 3 persen per tahun, dibandingkan dengan penurunan per tahun di tingkat global yang hanya mencapai 0,5 persen selama periode 2000-2020," katanya.

Dandim 0321/Rohil Letkol Inf M. Erfani, SH.M.Tr (Han) mengaku dirinya sebagai bapak asuh dan istrinya sebagai bunda asuh anak stunting berharap Kabupaten Rohil bisa terus menekan angka stunting hingga mencapai nol dengan menjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan.

"Ada dua fokus dalam program ini, yakni asuhan prioritas yang dilakukan untuk memenuhi makanan tambahan dan sanitasi serta pemenuhan air bersih," demikian Erfani.

Masih berdasarkan data SSGI 2021, daerah lainnya yang memiliki prevalensi di atas rata-rata Riau adalah Kabupaten Indragiri Hilir 28,4 persen, Kabupaten Rokan Hulu 25,8 persen, Kabupaten Kampar 25,7 persen, Kabupaten Indragiri Hulu 23,6 persen, dan Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 23,3 persen.