Jakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini meminta pemerintah menginvestigasi secara transparan peristiwa kerusuhan yang menyebabkan ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10).
Dia mengatakan pimpinan dan anggota Fraksi PKS mengucapkan belasungkawa untuk seluruh keluarga korban peristiwa di Stadion Kanjuruhan.
"Investigasi secara transparan apa yang menjadi penyebab begitu banyak korban jiwa. Apakah ada kelalaian penyelenggara dan aparat," kata Jazuli di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan perlu diungkap apakah ada kesalahan prosedur dalam penanganan massa dan apakah ada tindakan tidak profesional. Karena itu, menurut dia, peristiwa kerusuhan tersebut harus diusut tuntas agar masalah tersebut terang benderang dan pihak-pihak yang bertanggung jawab.
"Ini tragedi nasional yang membuat kita, khususnya dunia sepak bola berduka. Tidak ada sepak bola yang lebih berharga dari nyawa, sepak bola harus tetap menjunjung tinggi kemanusiaan," ujarnya.
Menurut dia, tragedi kemanusiaan terbesar sepak bola Tanah Air tersebut harus menjadi evaluasi menyeluruh bagi PSSI, panitia penyelenggara, pengelola klub, dan suporter bola nasional.
Dia menilai pemerintah selaku regulator dan pelindung masyarakat sepak bola harus mengambil tanggung jawab untuk memperbaikinya.
"Cukup sudah jangan lagi ada nyawa melayang dalam pertandingan sepak bola. Kepada semua pihak mulai dari klub, induk sepak bola, dan pecinta sepak bola, mari kita introspeksi dan menyadari sepenuhnya bahwa sepak bola adalah olahraga prestasi dan tidak boleh mengorbankan kemanusiaan," katanya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa jumlah korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya sebanyak 125 orang.
Listyo di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10) mengatakan bahwa sebelum dilakukan pembaruan data, jumlah korban meninggal dunia disebutkan sebanyak 129 orang, namun setelah proses verifikasi diketahui ada data ganda.
"Terverifikasi jumlahnya dari awal sebelumnya 129 orang, saat ini data terakhir hasil pengecekan jumlahnya 125 karena ada yang tercatat ganda," kata Listyo.
Listyo menjelaskan saat ini kepolisian sedang melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap kejadian yang membuat ratusan orang meninggal dunia tersebut. Pihaknya akan melakukan investigasi secara tuntas peristiwa itu.