Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan penyediaan pangan lokal seperti sorgum, bisa melepaskan Indonesia dari ketergantungan produk pangan impor.
Suwandi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan terdapat dua langkah yang dilakukan untuk menghadapi ancaman krisis pangan dunia yaitu memantapkan kapasitas produksi dari tanaman pangan lokal dan juga melakukan diversifikasi produksi dan konsumsi tanaman pangan lokal.
"Jepang, Korea itu kuat karena cinta produksinya. Jangan membeli produk orang lain. Belilah produk-produk petani kita," kata Suwandi.
Indonesia saat ini bergantung pada impor gandum dari luar negeri yang diolah menjadi mie dan roti sebagai alternatif pangan pokok utama yaitu masyarakat yaitu nasi. Untuk itu, beragam tanaman pangan lokal yang berpotensi menjadi pengganti gandum antara lain singkong, sorgum, sagu, ubi jalar, talas, dan lainnya.
Kementerian Pertanian saat ini tengah menggencarkan perluasan produksi sorgum karena memiliki kemiripan yang paling dekat dengan gandum. Selain itu, sorgum juga mudah dibudidayakan pada lahan yang tidak subur, bahkan tandus. Sorgum juga masih satu kerabat dengan gandum dalam penamaan ilmiah.
"Kelebihan sorgum adalah sekali tanam bisa dikepras dua kali. Artinya, setahun bisa tiga kali panen dengan sekali masa tanam," katanya.
Penyuluh Pertanian Lapang Kabupaten Lamongan Jawa Timur Esti Fauziah menambahkan sorgum tidak memerlukan persiapan banyak sebelum ditanam. "Bahkan di tanah berbatu saja sorgum bisa tumbuh dengan baik. Tidak seperti tanaman padi yang memerlukan air banyak, memerlukan olah tanah,” kata dia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sebaran lahan tanaman sorgum banyak berada di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dengan produktivitas berkisar 3 hingga 4 ton per hektare.
Sementara di Jawa Tengah dan Jawa Timur produktivitasnya mencapai 4 hingga 5 ton per hektare. Total luas lahan sorgum di seluruh wilayah mencapai sekitar 15 ribu hektare.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional Risfaheri menilai semua tanaman pangan lokal Indonesia memiliki potensi untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri sekaligus menurunkan ketergantungan terhadap impor gandum.
"Bayangkan kalau kita bisa mensubstitusi 10 sampai 30 persen terigu yang ada,” kata dia. Saat ini, impor gandum Indonesia mencapai sekitar 11 juta ton per tahun.
Namun Risfaheri mengakui tepung sorgum atau tepung pangan lokal lain tidak memiliki kandungan gluten yang bersifat mengembang layaknya terigu dari gandum. Namun, kata dia, hal tersebut bisa disiasati dengan teknologi pangan.
"Barangkali para peneliti bisa merekayasa komoditas pangan kita yang tidak punya sifat mengembang bisa disisipkan mungkin seperti zat yang bisa membuat mengembang,” katanya.
Baca juga: Moeldoko: Sudah saatnya tanaman sorgum dibudidayakan secara luas
Baca juga: Presiden dan Ibu Iriana Joko Widodo tiba di Sumba Timur dan meninjau pabrik pengolahan sorgum
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB