Wakil Dekan UIN Suska diduga aniaya mahasiswanya

id Pemukulan di UIN Suska Riau,Uin suska riau

Wakil Dekan UIN Suska diduga aniaya mahasiswanya

Ilustrasi. (ANTARA/ist)

Pekanbaru (ANTARA) - Belum usai permasalahan dugaan korupsi di UIN Suska, kini Wakil Dekan di salah satu universitas negeri di Riau itu tersandung dugaan penganiayaan kepada salah satu mahasiswa didikannya, Senin (6/6) sekitar pukul 16.10 WIB.

Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin berinisial RH diduga memukul dan melakukan kekerasan kepada mahasiswanya berinisial STdi lingkungan kampus.

Menurut pengakuan ST saat ditemui, Selasa, ia ditendang pada bagian betis dan dipukul pada bagian bahu.

Awalnya ia datang membawa surat peminjam gedung untuk izin kegiatan. ST pun mendatangi RH dikarenakan surat tersebut membutuhkan tanda tangannya untuk mendapatkan izin penggunaan gedung Teater B punya rektorat.

"Saat bertemu RH, saya bicara baik-baik. 'Saya izin minta tanda tangan bapak'," terang ST menjelaskan.

Tak lama kemudian, RH marah-marah kepada ST terkait postingannya di sosial media. RH mengomentari kritikan ST di sosial media terkait pengumuman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan. Dalam postingan tersebut ber-caption 'Mengapa surat edaran tersebut ada, akan tetapi kelulusannya tidak ada? Ingat bung, sejarah akan mencatat.'

RH merasa kata 'bung' tersebut menyatakan atas dirinya dan merasa tersindir. Ia marah, kemudian menendang kaki sebelah kiri dan menarik bahu lalu memukul bahu korban.

"RH menuduh saya berbohong. Kemudian RH menendang kaki kiri saya pada bagian betis. Selanjutnya saya ditarik dalam sebuah ruangan dekat Fakultas Ushuluddin dan ia memukul bahu saya," terangnya.

Tidak sampai di situ, ST juga ditarik bajunya dan dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan. Namun ST menolak karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Setelah saya menolak, RH kemudian marah lagi dan melontarkan kata-kata kasar. Saya masih melunak dan meminta maaf kepada ST jika salah."

RH mengaku hingga kini belum membuat laporan ke kepolisian untuk menindaklanjuti perkara ini, namun ia masih menunggu hasil visum.

Saat dikonfirmasi ke RH, ia mengaku kalau apa yang disampaikan korban tidak seperti itu.

"Saya didesak terus sama ST untuk dimintai tanda tangan. Didesak terus hingga saya tarik bajunya untuk masuk ke sebuah ruangan. Dan malah saya yang dituduh melakukan pemukulan," ujar RH.

RH bahkan mengaku, anaknya saja tidak berani ia pukul, apalagi mahasiswanya sendiri.

Selain itu, terkait hasil visum yang diduga adanya kekerasan RH mengaku tidak tahu-menahu masalah itu.

"Saya hanya menarik baju, apanya yang divisum," terang sang Wakil Dekan III.

SH bahkan mengaku siap jika dipanggil Rektor terkait masalah ini dan tidak menolak jika dirinya dijelek-jelekkan di media online.

"Cukup di online saja nama saya buruk. Jika dipanggil Rektor saya siap," pungkasnya.

Baca juga: Polda Riau tetapkan empat tersangka penganiaya pendeta