Moskow (ANTARA) - Rusia akan melanjutkan operasi militer khusus di Ukraina meski adanya sanksi dan peningkatan bantuan dari Barat untuk Kiev, demikian disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu pada Selasa (24/5).
"Kami akan melanjutkan operasi militer khusus sampai seluruh tujuan tercapai, terlepas dari bantuan besar-besaran dari Barat untuk Kiev, serta tekanan sanksi terhadap Rusia," seperti dilansir media setempat, mengutip Shoigu dalam pertemuan Dewan Menteri Pertahanan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif.
Shoigu menambahkan bahwa Rusia sengaja memperlambat serangannya di Ukraina "untuk menghindari korban warga sipil."
"Rezim senyap sedang diterapkan dan koridor kemanusiaan sedang dibuat untuk pengevakuasian warga sipil dari permukiman terdekat," katanya.
Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari.
Baca juga: Ingin akhiri perang, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy siap bertemu Putin
Baca juga: Presiden Zelenskyy usulkan kesepakatan resmi ihwal ganti rugi dari Rusia
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB