Pekanbaru, (antarariau.com) - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Provinsi Riau menyatakan selama Ramdhan terutama satu pekan menjelang perayaan Idul Fitri 2013 omzet pusat perbelanjaan di Pekanbaru mencapai ratusan miliar rupiah.
"Untuk satu pusat perbelanjaan saja, semisal Mal SKA, diperkirakan dalam satu pekan terakhir sebelum Lebaran mendapatkan omzet sekitar Rp25 miliar hingga Rp35 miliar. JIka ditotalkan dalam sebulan selama bulan puasa, omzetnya busa mencapai ratusan miliar rupiah," kata Dewan Penasehat APPBI Riau, Arcin Sainggana, dihubungi di Pekanbaru, Sabtu.
Begitu juga dengan berbagai pusat perbelanjaan lainnya, semisal Mal Pekanbaru, Mal Ciputra, Plaza Central, Plaza Senapelan, Mal MTC Giant, Plaza Sukaramai, serta Plaza Citra dan Robinson, juga mengalami peningkatan omzet yang signifikan dibandingkan hari-hari biasanya.
Namun jika dibandingkan dengan Idul Fitri tahun 2012, demikian Arcin, minat masyarakat untuk berbelanja kebutuhan Lebaran tahun ini jauh lebih sedikit.
Artinya, kata dia, terjadi penurunan minat belanja masyarakat untuk menutupi kebutuhan Lebaran tahunini.
"Biasanya, pada awal-awal Ramadhan sudah ada peningkatan jual beli di berbagai pusat perbelanjaan. Namun tahun ini, peningkatan minat belanja baru begitu tampak pada satu pekan sebelum Lebaran," katanya.
Arcin mengindikasikan, hal tersebut disebabkan berbagai faktor, salah satunya yakni berdekatannya perayaan Idul Fitri dengan ajaran baru atau kenaikan anak sekolah.
"Ketika masyarakat hendak merayakan Lebaran, namun disatu sisi justru ditemukan dengan kebutuhan yang lebih pokok, yakni menyekolahkan anak-anak mereka. Kondisi demikian yang mungkin menyebabkan masyarakat untuk memurungkan niat berbelanja secara royal," katanya.
Kemudian penyebab lainnya, kata dia, bisa jadi karena beberapa waktu sebelumnya pemrintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Kondisi tersebut, kata dia, tidak secara langsung diimbangi dengan kenaikan upah buruh dan karyawan sehingga terjadi penghematan dalam berbelanja untuk tahun ini.
Walau demikian, kata Arcin, untuk omzet keuangan tidak akan jauh berbeda dengan omzet keuangan jelang Idul Fitri tahun sebelumnya (2012).
"Hal itu disebabkan harga-harga berbagai produk, khususnya pakaian, dan lainnya turut mengalami kenaikan harga. Dengan demikian, meski volume minat belanja masyarakat menurun, namun omzet pemasukan bisa setara karena kenaikan harga berbagai produk tersebut. Kondisi itu juga disebabkan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi," demikian Arcin.