Produsen serat, bubur kertas dan kertas berkelanjutan Asia Pacific Resources International Limited (APRIL Group), Selasa, mendukung pembangunan ekonomi hijau atau green economy di Indonesia.
APRILakan memperluas produknya di sektor hilir dengan menginvestasikan Rp33,4 trilliun untuk mendirikan fasilitas produksi kertas kemasan (paperboard) berkelanjutan.
Proyek yang berjalan sejak akhir tahun lalu ini ditargetkan rampung pada kuartal ketiga di 2023.
Pembangunan fasilitas baru yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan ini merupakan salah satu investasi manufaktur terbesar di Sumatra dalam kurun 10 tahun terakhir.
Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) SiholAritonang menyebutkan projek ini tak hanya menjawab kebutuhan konsumen, tapi juga memastikan efisiensi sumber daya dan pelestarian lingkungan.
"Ini tak hanya bertujuan mendukung program pemerintah untuk memperbaiki ekonomi pasca pandemi COVID-19, namun juga mempertegas komitmen kami mendukung ekonomi hijau dan memenuhi permintaan global dengan produk yang mudah terurai," terang Sihol.
Setelah selesai dibangun, setiap tahunnya fasilitas produksi ini akan menghasilkan hingga 1,2 juta ton kertas kemasan lipat yang bersifat mudah terurai (biodegradable) dan mudah didaur ulang (recyclable).
Pertumbuhan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan produk kemasan yang lebih ramah lingkungan di pasar domestik maupun internasional.
Sihol melanjutkan, investasi ini merupakan tahap baru dalam perkembangan usaha APRIL di Riau, sekaligus mencerminkan komitmen perusahaan untuk melanjutkan investasi jangka panjang di Provinsi Riau.
“Ini adalah investasi terbesar APRIL sejak didirikan hampir 30 tahun lalu. Diversifikasi produk ini memperkuat komitmen kami untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan seiring dengan komitmen keberlanjutan perusahaan dan visi APRIL2030," ungkap Sihol.
"Fasilitas ini juga akan memberikan multiplier effect yang signifikan berupa pembukaan peluang kerja bagi lebih dari empat ribu tenaga kerja dalam tahap konstruksi, dan menyerap hingga seribu lapangan kerja baru setelah beroperasi secara penuh,” ujarnya.
Diketahui, di bulan November 2020 APRIL meluncurkan komitmen APRIL2030 yang bertujuan memberikan dampak positif kepada iklim, alam, dan masyarakat sembari tetap tumbuh menjadi
perusahaan yang senantiasa memperhatikan aspek keberlanjutan dalam satu dekade ke depan.
Investasi ini hadir seiring dengan makin gencarnya upaya global untuk mengurangi penggunaan plastik, polyester dan material berbahan dasar fosil. Permintaan produk yang dapat didaur ulang dan mudah terurai, mulai dari kemasan hingga fesyen didorong oleh preferensi konsumen yang melakukan pembelian secara e-retail atau online, terutama di pasar dengan pertumbuhan besar seperti China, Indonesia, India, dan Vietnam.
Permintaan global terhadap produk kertas kemasan sendiri diperkirakan akan meningkat 3 persen tahun ini, didorong oleh meningkatnya produksi makanan seiring dengan pertumbuhan populasi dan perubahan gaya hidup yang banyak melibatkan individual packaging dan food delivery.
"Kami menjamin pasokan bahan baku serat 100 persen disuplai dari hutan tanaman industri (HTI) yang terbarukan yang dikelola secara bertanggungjawab dan lestari. Pasokan tambahan akan seluruhnya berasal dari rantai pasokan yang ada," tutur Sihol.
Lanjutnya, diversifikasi produk ini sejalan dengan kebijakan APRIL dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan atau Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0, termasuk tidak melakukan deforestasi.
"Investasi ini akan secara langsung berkontribusi pada pencapaian komitmen APRIL2030, termasuk nol emisi bersih dari penggunaan lahan, zero net loss dari kawasan konservasi, capaian positif keanekaragaman hayati serta menghapus kemiskinan ekstrim pada masyarakat di sekitar wilayah operasional," pungkasnya.
APRILakan memperluas produknya di sektor hilir dengan menginvestasikan Rp33,4 trilliun untuk mendirikan fasilitas produksi kertas kemasan (paperboard) berkelanjutan.
Proyek yang berjalan sejak akhir tahun lalu ini ditargetkan rampung pada kuartal ketiga di 2023.
Pembangunan fasilitas baru yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan ini merupakan salah satu investasi manufaktur terbesar di Sumatra dalam kurun 10 tahun terakhir.
Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) SiholAritonang menyebutkan projek ini tak hanya menjawab kebutuhan konsumen, tapi juga memastikan efisiensi sumber daya dan pelestarian lingkungan.
"Ini tak hanya bertujuan mendukung program pemerintah untuk memperbaiki ekonomi pasca pandemi COVID-19, namun juga mempertegas komitmen kami mendukung ekonomi hijau dan memenuhi permintaan global dengan produk yang mudah terurai," terang Sihol.
Setelah selesai dibangun, setiap tahunnya fasilitas produksi ini akan menghasilkan hingga 1,2 juta ton kertas kemasan lipat yang bersifat mudah terurai (biodegradable) dan mudah didaur ulang (recyclable).
Pertumbuhan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan produk kemasan yang lebih ramah lingkungan di pasar domestik maupun internasional.
Sihol melanjutkan, investasi ini merupakan tahap baru dalam perkembangan usaha APRIL di Riau, sekaligus mencerminkan komitmen perusahaan untuk melanjutkan investasi jangka panjang di Provinsi Riau.
“Ini adalah investasi terbesar APRIL sejak didirikan hampir 30 tahun lalu. Diversifikasi produk ini memperkuat komitmen kami untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan seiring dengan komitmen keberlanjutan perusahaan dan visi APRIL2030," ungkap Sihol.
"Fasilitas ini juga akan memberikan multiplier effect yang signifikan berupa pembukaan peluang kerja bagi lebih dari empat ribu tenaga kerja dalam tahap konstruksi, dan menyerap hingga seribu lapangan kerja baru setelah beroperasi secara penuh,” ujarnya.
Diketahui, di bulan November 2020 APRIL meluncurkan komitmen APRIL2030 yang bertujuan memberikan dampak positif kepada iklim, alam, dan masyarakat sembari tetap tumbuh menjadi
perusahaan yang senantiasa memperhatikan aspek keberlanjutan dalam satu dekade ke depan.
Investasi ini hadir seiring dengan makin gencarnya upaya global untuk mengurangi penggunaan plastik, polyester dan material berbahan dasar fosil. Permintaan produk yang dapat didaur ulang dan mudah terurai, mulai dari kemasan hingga fesyen didorong oleh preferensi konsumen yang melakukan pembelian secara e-retail atau online, terutama di pasar dengan pertumbuhan besar seperti China, Indonesia, India, dan Vietnam.
Permintaan global terhadap produk kertas kemasan sendiri diperkirakan akan meningkat 3 persen tahun ini, didorong oleh meningkatnya produksi makanan seiring dengan pertumbuhan populasi dan perubahan gaya hidup yang banyak melibatkan individual packaging dan food delivery.
"Kami menjamin pasokan bahan baku serat 100 persen disuplai dari hutan tanaman industri (HTI) yang terbarukan yang dikelola secara bertanggungjawab dan lestari. Pasokan tambahan akan seluruhnya berasal dari rantai pasokan yang ada," tutur Sihol.
Lanjutnya, diversifikasi produk ini sejalan dengan kebijakan APRIL dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan atau Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0, termasuk tidak melakukan deforestasi.
"Investasi ini akan secara langsung berkontribusi pada pencapaian komitmen APRIL2030, termasuk nol emisi bersih dari penggunaan lahan, zero net loss dari kawasan konservasi, capaian positif keanekaragaman hayati serta menghapus kemiskinan ekstrim pada masyarakat di sekitar wilayah operasional," pungkasnya.