Jakarta (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X membentuk klaster pabrik gula (PG) di wilayahnya untuk mengejar target menggiling 4,2 juta ton tebu, dengan total produksi gula 340 ribu ton pada musim giling tahun 2022.
Direktur PTPN X, Tuhu Bangun di Surabaya, Rabu, mengatakan pembentukan klaster PG dilakukan berdasarkan wilayah kerja pabrik, yakni Klaster Delta dan Klaster Dhoho.
Untuk Klaster Delta terdiri dari PG Kremboong Sidoarjo, PG Gempolkrep Mojokerto, PG Djombang Baru dan PG Tjoekir Jombang, dengan jumlah tebu yang digiling mencapai 1,7 juta ton.
Baca juga: Tips mengurangi asupan gula, garam dan lemak menurut pakar gizi
Kemudian Klaster Dhoho terdiri dari PG Lestari Nganjuk, PG Meritjan Kediri, PG Pesantren Baru Kediri, PG Ngadiredjo Kediri, dan PG Modjopanggoong Tulungagung dengan menggiling tebu sekitar 2,5 juta ton.
"Upaya pembentukan klaster ini nantinya akan membuat masing-masing wilayah lebih fokus untuk memperoleh pasokan bahan baku tebu dan meningkatkan sinergi antarpabrik gula sesaudara," kata Tuhu, dalam siaran persnya.
Selain dengan pembentukan klaster, kata Tuhu, PTPN X juga akan melakukan perluasan tebu sendiri melalui agroforestry, kerja sama usaha, dan sewa lahan.
"Tahun ini ditargetkan perluasan lahan akan mencapai 422 ha melalui program agroforestry dan 535 ha melalui kerja sama usaha dan sewa lahan. Adanya penambahan lahan tebu sendiri ini akan meningkatkan jumlah pasok tebu juga ke pabrik gula milik PTPN X," katanya.
Tuhu menjelaskan berbagai upaya akan terus dilakukan di sisi on farm tersebut, mulai dari pembentukan kluster pabrik gula, perluasan Tebu Sendiri (TS), Pengamanan Tebu Asli Daerah (TAD), hingga peningkatan produktivitas tebu dan rendemen.
Baca juga: 30 ton gula ilegal asal India dimusnahkan Polairud Bengkalis
Upaya lain, yaitu melalui pengamanan Tebu Asli Daerah (TAD), dengan cara menambah sarana pendukung tebangan, pemberian program-program pendukung untuk petani, meningkatkan keterikatan dengan petani melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), dan penerapan Sistem Pembelian Tebu (SPT) berbasis kualitas.
Upaya terakhir adalah peningkatan produktivitas tebu dan rendemen melalui pemberian subsidi benih dan introduksi varietas baru di pabrik gula, penjaminan pupuk Tebu Rakyat (TR) melalui Program Makmur, dan memperbaiki manajemen Tebang-Muat-Angkut (TMA).
"Ada lima poin utama dalam perbaikan manajemen TMA, yaitu tata kelola tebu rakyat berbasis kawasan, cost reduction & cost efectiveness, akurasi penyediaan sarana TMA, treatment perbaikan mutu tebu, dan fokus pengamanan tebangan Tebu Sendiri," katanya.
Dengan upaya itu, Tuhu optimistis, target on farm PTPN X tahun 2022 dapat tercapai, dan didukung pula dengan internalisasi budaya planters tangguh yang terus dilakukan oleh PTPN X.
Baca juga: Kemenperin terus pacu pembangunan pabrik gula terintegrasi lahan tebu
Berita Lainnya
Airlangga: Pemerintah akan dorong fasilitas GSP dari Amerika Serikat
30 November 2024 16:54 WIB
Menag Nasaruddin Umar tegaskan upaya meningkatkan kesejahteraan guru terus dilakukan
30 November 2024 16:36 WIB
Pengamat: Kenaikan upah minimum akan berikan efek surplus ke dunia usaha
30 November 2024 16:30 WIB
Indonesia komitmen perkuat kerja sama strategis dengan negara-negara MSG
30 November 2024 16:20 WIB
Kemenkes ajak warga berperan aktif untuk mengeliminasi HIV/AIDS di Indonesia
30 November 2024 15:56 WIB
Waka Komisi I DPR RI akan perjuangkan anggaran TNI untuk wujudkan Astacita
30 November 2024 15:25 WIB
Presiden Mesir serukan hidupkan kembali solusi dua negara Palestina-Israel
30 November 2024 15:06 WIB
Pemuda Pancasila siap menangkan pasangan RIDO di putaran kedua Pilkada Jakarta
30 November 2024 14:58 WIB