Pekanbaru, (antarariau.com) - Teknologi surfaktan yang dikembangkan perusahaan asing PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Riau sejak injeksi perdana dilakukan tahun 2000, namun hingga kini belum mampu meningkatkan lifting minyak.
"Hingga saat ini, CPI masih mengumpulkan informasi. Kami berharap teknologi ini cocok diterapkan dilapangan minyak Chevron, sehingga dapat meningkatkan laju penurunan produksi Indonesia," ujar Manajer Komunikasi CPI Tiva Permata, melalui seluler di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, uji coba lapangan penggunaan teknologi surfaktan tahap pertama dilakukan tahun 1997, setelah sebelumnya pada tahun 1994 CPI mulai melakukan studi dan tahun 1996 dilakukan uji laboratorium.
Kemudian tahun 2000, injeksi perdana surfaktan tahap pertama dilakukan, sekaligus pada tahun 2003 sampai 2007 dilakukan desain dan mengevaluasi rencana untuk melanjutkan tahap kedua.
Pada tahun 2008 sampai 2013 pihaknya kembali melaksanakan proyek uji coba lapangan kedua dan tanggal 14 Januari lalu wakil menteri ESDM meresmikan injeksi pertama uji coba surfaktan tahap kedua.
"Uji coba dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dalam menilai kelaikan aplikasi injeksi surfaktan polimer, sebelum memutuskan laik atau tidaknya teknologi ini secara menyeluruh dilapangan Minas dan lain sebagainya," katanya.
Berdasarkan data produksi minyak CPI yang dikeluarkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), dalam tiga tahun terakhir menurun.
Pada tahun 2010 tercatat produksi minyak Chevron sebesar 370.462 barel per hari, kemudian tahun 2011 menurun menjadi 356.606 barel per hari dan tahun 2012 turun menjadi 340.611 barel per hari.
Bank Indonesia sebelumnya menyatakan, lifting minyak selama tahun 2012 di Riau turun sebesar 0,26 persen atau dari rata-rata 373,88 ribu barel per hari per tahun menjadi sekitar 371,98 ribu barel per hari.
"Tahun lalu volume lifthing minyak Riau mencapai 371,98 ribu barel atau mengalami penurunan di banding pencapaian rata-rata lima tahun terakhir sebesar 373,88 ribu barel," ujar Peneliti Ekonomi Madya Bank Indonesia Wilayah Riau, Abdul Majid Ikram.
Berita Lainnya
Pandemi COVID-19, Ahli gizi sebut puasa mampu meningkatkan imunitas tubuh
24 April 2020 11:08 WIB
Ridwan Kamil: Demam K-POP Mampu Meningkatkan Perekonomin Korsel
25 September 2016 8:52 WIB
Menteri ESDM sebut terobosan lifting minyak untuk dukung kedaulatan energi
10 October 2024 15:00 WIB
Gibran ingin tingkatkan lifting minyak dan UMKM guna pacu ekonomi nasional
29 July 2024 14:32 WIB
Kilang Cilacap lakukan "lifting" perdana ekspor produk MFOLS
29 May 2024 13:43 WIB
SKK Migas pastikan "lifting" minyak di Kilang Dumai aman
04 April 2023 9:41 WIB
Anggota Badan Anggaran DPR: Tingkatkan lifting minyak dengan regulasi yang kondusif
29 September 2021 10:05 WIB
Produksi minyak mentah Sumbagut 2019 akan lampaui target
31 December 2019 20:30 WIB