Bengkalis (ANTARA) - Festival Lampu Colok, sebuah tradisi yang sudah menjadi warisan budaya tak benda, resmi dibuka oleh Wakil Bupati Bengkalis H Bagus Santoso pada Rabu malam, (26/3). Festival yang digelar di Jalan Bantan, Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis, ini diadakan untuk menyambut datangnya Idul Fitri dan menjadi bagian dari upaya untuk melestarikan kearifan lokal yang telah ada sejak lama.
Acara pembukaan yang dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah dan masyarakat setempat ini, dimulai dengan pemasangan lampu colok secara simbolis oleh Wakil Bupati Bengkalis H Bagus Santoso. Festival ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga.
Bagus Santoso mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap semua pihak yang telah berkomitmen untuk terus melestarikan budaya lampu colok ini.
"Kami menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada semua pihak yang berkomitmen tinggi untuk terus melestarikan kearifan lokal lampu colok ini," ujar Bagus Santoso.
Festival Lampu Colok ini menjadi semakin penting karena kini telah mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda. Menurut Bagus, keberadaan budaya ini harus terus dijaga dan dilestarikan, karena memiliki nilai sejarah yang mendalam bagi masyarakat Bengkalis.
Bagus Santoso juga menyebutkan bahwa Festival Lampu Colok memiliki nilai lebih sebagai bentuk syi'ar atau penyebaran pesan-pesan kehidupan.
"Ada banyak hikmah yang dapat dipetik, seperti menumbuhkan semangat persaudaraan, kekompakan, kepedulian, dan gotong royong di kalangan masyarakat, terutama generasi muda," tambahnya.
Wabup berharap agar kebersamaan yang terjalin dalam festival ini dapat memperkuat semangat untuk membangun Kabupaten Bengkalis menjadi daerah yang bermarwah, maju, sejahtera, dan unggul di Indonesia. "Dengan kebersamaan, kita bisa mencapai semua itu, termasuk dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan yang ada," ujarnya.
Bagus Santoso juga mengingatkan pentingnya dukungan dari semua elemen masyarakat untuk memastikan tradisi lampu colok tidak punah. "Ini menjadi tugas kita bersama untuk terus melestarikan dan menghidupkan tradisi budaya lokal ini, agar tidak hilang ditelan zaman," kata Bagus.
Lebih jauh, Wabup menambahkan bahwa pelestarian tradisi lampu colok ini diharapkan dapat membawa dampak positif, terutama bagi masyarakat Bengkalis yang berada di perantauan. "Semoga tradisi ini bisa membuat mereka merindukan kampung halaman dan sekaligus menarik kunjungan wisatawan," harapnya.
Bagus Santoso mengajak semua pihak untuk mendukung dan menggaungkan Festival Lampu Colok agar menjadi kalender wisata religi baru yang dikenal di tingkat Provinsi Riau bahkan nasional. "Mari kita doakan dan upayakan, agar Festival Lampu Colok di Negeri Junjungan ini dapat berkembang lebih luas dan dikenal banyak orang," pungkasnya.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen bersama, Festival Lampu Colok di Bengkalis diharapkan dapat terus menjadi bagian penting dari budaya lokal yang dapat dibanggakan oleh masyarakat dan menjadi daya tarik wisata yang mendunia.