Bupati Inhu ajak masyarakat kenang sejarah Kota Rengat berdarah

id Rengat,Bupati Inhu,Sejarah

Bupati Inhu ajak masyarakat kenang sejarah Kota Rengat berdarah

Bupati Inhu Rezita Meylani Yopi saat selasai upacara mengenang sejarah Kota Rengat (ANTARA/Asri)

"Mari mengenang sejarah 5 Januari, ambil hikmahnya. Bangsa yang besar adalah yang selalu mengenang sejarah"
Rengat (ANTARA) - Bupati Indragiri Hulu Rezita Meylani Yopimemimpin upacara peringatan Kota Rengat Bersejarah yang dilaksanakan di halaman rumah dinas Bupati, Rabu.

"Kita semua, harus mengenang sejarah, dan membangun Inhu lebih baik," kata Bupati Rezita.

Para pejuang dan pelaku sejarah telah memberikan yang terbaik untuk Inhu. Oleh karenanya, sebagai penerus bangsa harus dapat mengisi dan membangun daerah menuju Inhu cemerlang.

Menurutnya, dalam mengisi pembangunan bisa dalam segara aspek, sehingga bisa dirasakan manfaatnya. Dengan demikian tujuan para pejuang terdahulu berdarah darah tidak sia-sia.

"Mengenang sejarah adalah bagian cinta dan apresiasi kita kepada mereka," ujarnya

Seperti diketahui, keluarga Bupati Tulus ikut menghadiri upacara mengenang sejarah itu. Karena, Bupati Tulus merupakan saksi berdarah dalam mempertahankan Bumi Melayu Kota Rengat yang pada masa penjajahan Belanda.

Peristiwa Rengat merupakan peristiwa bersejarah yang diperingati di Kabupaten Inhu setiap tahunnya. Dimana, pada 5 Januari 1949) terjadi peristiwa berdarah di luar perikemanusiaan. Kota Rengat banjir darah dan air mata, sekitar 2.000 penduduk Rengat gugur melawan Belanda.

Alasan Belanda memporakporandakan Kota Rengat, karena menilai daerah ini merupakan pusat kekuatan militer wilayah Riau bagian selatan. Selain itu, Kota Rengat juga sebagai pintu gerbang pemasaran hasil produksi hasil pertanian dan perkebunan serta pertambangan.

Oleh sebab itu, Belanda mengerahkan puluhan pesawat tempur untuk membom Kota Rengat. Belanda juga menerjunkan pasukan payung di barat Kota Rengat. Dan secara biadab membantai dan menganiaya penduduk serta para pejuang dengan kejam.

Bupati Tulus yang pada saat itu menjabat Bupati Kabupaten Inhu turut menjadi korban kekejaman tentara Belanda.