Jenewa (ANTARA) - Bukti yang lebih banyak menunjukkan bahwa virus corona varian Omicron memengaruhi saluran pernapasan bagian atas, sehingga menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada varian sebelumnya, kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa.
"Kami menemukan lebih banyak studi yang memperlihatkan bahwa Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Berbeda dari yang lain, yang dapat menyebabkan pneumonia parah," kata Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud di hadapan wartawan yang berbasis di Jenewa. Menurut dia, fakta itu bisa menjadi "kabar baik".
Namun, dia menambahkan penularan Omicron yang tinggi menandakan varian tersebut bisa menjadi dominan dalam beberapa pekan di banyak tempat. Hal itu dapat menjadi ancaman bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya tetap tidak bersedia divaksin.
Pernyataannya tentang penurunan risiko penyakit parah mendukung data lain yang mencakup sebuah studi di Afrika Selatan, yang merupakan salah satu negara pertama yang melaporkan kemunculan Omicron.
Akan tetapi, Mahamud juga memberikan satu peringatan, seraya menyebut Afrika Selatan "situasiyang berbeda" lantaran mempunyai populasi muda di antara faktor lainnya.
Disinggung soal apakah perlu vaksin khusus Omicron, Mahamud mengatakan terlalu dini untuk mengatakannya, tetapi menekankan bahwa keputusan tersebut membutuhkan koordinasi global dan jangan dilimpahkan ke sektor komersial untuk memutuskannya sendiri.
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Kepulauan Meranti berada di zona aman COVID-19
03 February 2023 16:12 WIB
Kasus penularan Omicron XBB belum ditemukan di Riau
13 November 2022 6:20 WIB
Bukan Omicron BA.4 dan BA.5, Riau alami peningkatan kasus COVID-19
20 June 2022 8:32 WIB
Gubernur Riau imbau masyarakat vaksinasi booster hadapi subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5
14 June 2022 15:17 WIB
Tingkat infeksi COVID Inggris cetak rekor pada kelompok usia 55 tahun
06 April 2022 8:13 WIB
Dinkes: 38 warga Banda Aceh terkonfirmasi "probable" Omicron dari 50 sampel diuji
25 February 2022 18:22 WIB
Kapolri optimistis hadapi Omicron dengan sinergitas stakeholder dan masyarakat
25 February 2022 14:24 WIB
Kasus COVID-19 di Aceh bertambah 114 orang, waspadai dan terapkan prokes
22 February 2022 21:16 WIB