Kematian massal ikan di Danau Maninjau timbulkan polusi udara

id kematian ikan maninjau,danau maninjau,pencemaran danau

Kematian massal ikan di Danau Maninjau timbulkan polusi udara

Arsip Foto. Nelayan melihat ikan-ikan yang mati di tepi Danau Maninjau, Nagari Bayua, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Jumat (5/2/2021). (ANTARA/Iggoy el Fitra)

Lubukbasung (ANTARA) - Kematian massal ikan sejak awal Desember 2021 di Danau Maninjau menimbulkan polusi udara udara di kawasan danau yang berada di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, ProvinsiSumatera Barat.

Rizki(38) menuturkan bahwa dalam perjalanan untuk mengunjungi Danau Maninjau dia mencium bau tidak sedap semenjak memasuki Nagari Bayua.

"Sepanjang jalan, udara di daerah itu tidak bagus, sehingga saya merasa mual," katanya di Lubukbasung, Minggu.

Di samping itu, ia mengatakan, bangkai-bangkai ikan yang mengapung di Danau Maninjaumenambah ketidaknyamanan warga yang mengunjungi kawasan danau untuk berwisata.

Pengunjung Danau Maninjaulainnya, Desrona (23), mengatakan bahwa kunjungan wisatawan ke kawasan danau vulkanik itu bisa semakin menurun apabila pemerintah daerah tidak segera mengatasi masalah yang terjadi akibat kematian ikan massal.

"Dari pantauan saya, di Maninjau dan Bayua tidak ada pengunjung yang singgah," katanya.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam Rosva Deswiramengatakan, pada Kamis (30/12) ikan yang mati di wilayah Nagari Bayuatotal mencapai sekitar 200 ton dan di wilayah Nagari Manijausekitar50 ton.

Menurut dia, sepanjangDesember 2021 ikan yang mati di kawasan Danau Maninjautotal mencapai sekitar 1.705 ton. Bangkai-bangkai ikan yang membusuk menimbulkan bau tidak sedap di kawasan danau.

"Bangkai ikan tidak dikumpulkan petani, sehingga terjadi pencemaran," kata Rosva.

Ia mengatakan, kematian ikan massal di kawasan danau itu dipicu oleh kondisi cuaca ektrem.