Pekanbaru (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk turut mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan sekaligus memperkuat peran perempuan di dalamnya. Penegasan itu disampaikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati ketika mengunjungi Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau di kompleks Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Pekanbaru, Riau, sebagai bagian kunjungan kerjanya ke Wilayah Kerja (WK) Rokan.
"Pemberdayaan perempuan merupakan salah satu komponen penyusunan program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Pertamina. Saya bangga melihat pengembangan Sentra ini dimotori oleh kaum perempuan. Kami berharap peran perempuan terus meningkat dalam pengembangan UMKM," kata Nicke ketika melakukan kunjungan pada Kamis (30/12). Ia sangat mengapresiasi peran dan kontribusi besar kaum perempuan dalam pengembangan sentra budaya dan ekonomi kreatif UMKM yang berbasis budaya Melayu Riau tersebut.
Sentra tersebut merupakan binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan. Fasilitas ini diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pada awal Juli lalu.
Nicke berharap sektor UMKM dapat naik kelas dengan cara beradaptasi terhadap perkembangan zaman melalui visi Go Digital, Go Modern, dan Go Global. "UMKM harus mampu membuka akses pasar ke tingkat global dengan meningkatkan kemampuan akses ke pasar digital juga," harapnya. PHR WK Rokan telah membantu para pelaku UMKM untuk memasuki pasar digital (digital marketing) sehingga memperluas jangkauan pemasaran. Pertamina, lanjut Nicke, terbuka untuk memfasilitasi bantuan pendampingan, akses pendanaan, hingga pemasaran.
Dalam kunjungan ke Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau, Nicke berbicang-bincang langsung dengan para pengrajin tenun dan batik yang bekerja di sana. Ia juga menyempatkan diri untuk mencoba salah satu alat tenun dan membatik.
Produk-produk UMKM yang dijual sebagian besar merupakan hasil keterampilan dari kaum perempuan di Riau. Sekitar 75 persen dari 300 UMKM yang dibina oleh Sentra adalah perempuan. Sentra ini diharapkan menjadi salah satu ikon destinasi wisata seni-budaya dan sentra pengembangan UMKM di Riau. "Riau dapat menjadi contoh bagaimana mempercepat pemulihan perekonomian secara mandiri pasca pandemi,’’ tutur Nicke.
Meski baru berusia beberapa bulan, omzet penjualan di sentra tersebut terus menunjukkan tren peningkatan kendati saat ini masih dalam situasi pandemi. ”Pesanan dan pembelian terus meningkat dari instansi pemerintah maupun swasta untuk tamu-tamu mereka. Omzet terakhir kini menembus angka sekitar Rp 200 juta dalam sebulan,” ungkap Wan Irzawati selaku koordinator pengelola sentra. Omzet tersebut, lanjut dia, jauh meningkat dibandingkan masa awal pembukaan yang berada di kisaran Rp30 juta per bulan.
Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau memamerkan hasil kerajinan dan makanan khas dari 12 kabupaten/kota di Riau. "Kehadiran fasilitas ini memiliki nilai strategis bagi pelestarian budaya Melayu dan pengembangan ekonomi kreatif di Riau. Keberadaannya diharapkan dapat semakin mendorong kreativitas para pelaku UMKM maupun pelaku seni dan budaya Melayu," tutur Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin.
Baca juga: Targetkan 400-500 sumur baru di 2022, PHR resmikan pusat kendali operasional
Baca juga: PHR kapalkan 22 juta barel dan salurkan 100 persen minyak ke kilang