Pekanbaru, (antarariau.com) - Udara pagi hari di Kota Pekanbaru, Riau, terasa seperti bercampur asap dengan bau yang cukup menyengat namun belum menganggu jarak pandang saat berkendara di jalur darat.
Pengamatan indra penciuman itu dirasa pada Sabtu pagi tepatnya sekitar pukul 05.45 WIB, seperti di kawasan pemukiman warga Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayanraya, Pekanbaru.
Beberapa warga yang tampak tengah berolahraga dengan berjalan kaki ketika itu juga mengku merasakan hal yang sama, 'rasa' asap kian menyengat di hidung, meski tidak ada pembakaran sampah oleh warga di lingkungan sekitar.
"Iya, seperti memang asap, bukan embun. Baunya saja jelas terasa," kata Haryadi Kumala, warga Perumahan Bukitbarisan, Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayanraya, di sela aktifitas olahraga pagi mengintari jalur perumahan itu.
Analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Yudhistira Mawaddah di hubungi per telepon di Pekanbaru mengatakan, tidak menutup kemungkinan kabut embun tadi pagi memang tercemar oleh partikel asap.
"Hal itu sangat dimungkinkan mengingat dalam beberapa hari terakhir sebagian wilayah daratan Riau terdeteksi cukup banyak bermunculan titik panas," katanya.
Namun, demikian Yudhistira, cemaran asap yang menyatu pada partikel embun pagi itu hanya terjadi di beberapa kawasan tertentu atau tidak merata.
"Karena dari hasil pengamatan kami, sebagian besar wilayah kabupaten dan kota di Riau justru tidak terjadi kabut asap seperti di Pekanbaru. Partikel asap yang sempat turun ke daratan Pekanbaru ini kemungkinan disebabkan hujan kemarin," katanya.
Yudhis memastikan, kabut asap pagi tadi tidak sempat menganggu jarak pandang penerbangan pesawat yang beraktivitas di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim (SSK) II.
Dia menjelaskan, selama dua hari terakhir, di Riau terdapat 18 titik panas (hotspot) yang berkemungkinan besar merupakan kebakaran lahan atau hutan di suatu kawasan.
Sebaran titik panas tersebut hampir merata di sejumlah kabupaten. Ditanggal 8 Maret, ada lima titik panas terdeteksi berada di Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Kuansing, dan Rokan Hulu.
"Sementara di hari sebelumnya, atau tanggal 7 Maret, di Riau terdeteksi 13 titik panas yang juga berada sejumlah wilayah kabupaten dan kota," katanya.
Untuk di Kota Pekanbaru, demikian Yudhis, memang dalam dua hari itu tidak terdeteksi kemunculan titik panas.
Namun hal itu menurut dia tidak menjamin Ibukota Riau ini terbebas dari dampak peristiwa kebakaran hutan atau lahan berupa partikel asap seperti yang terjadi barusan.
"Tergantung arah pergerakan angin. Jika melintasi permukaan Pekanbaru, dan disaat bersamaan terjadi hujan, maka kemungkinan besar udara di kota ini tercemar asap," demikian Yudhistira. ***4*** (T.KR-FZR)