Mentari belum lagi menampang untuk menenggelamkan kegelapan. Namun suara-suara itu kian terdengar menggema di antara ruang sempit pada sebuah rumah sederhana.
Suara-suara itu terlantunkan dengan indah. Terangkai layaknya sebuah nada dan syair-syair yang menyejukkan setiap manusia siapa saja yang mendengarnya.
Iramanya terlantun dengan baik, meski tanpa dentuman drum, petikan gitar, serta harmoni musik lainnya. Paduan suara-suara itu seakan terlukis di sela-sela udara subuh yang berhembus tenang namun dengan kesejukan yang membuat siapapun lalai tak sadarkan diri.
Suara-suara itu semakin bergema, menggetarkan dinding-dinding rumah yang mengurung rangkaian nada indah. Membuat siapapun yang mendengarnya, senantiasa terjaga, meski raga tetap berada dalam pembaringan, kenikmatan sejuknya udara pada dini hari buta.
Dia adalah seorang ibu muda yang tengah mengaji, membaca ayat demi ayat yang terangkum dalam sebuah kitab suci Al Quran di dalam sebuah ruang. Sebuah kegiatan keagamaan yang selalu dilakukannya setiap hari di dini hari buta seusai menjalankan Shalat Subuh bersama sang suami.
Wanita ini tidak sendirian. Irama nada yang sama juga terdengar di sekeliling lingkungan perkampungan itu. Seluruh rumah ibadah Islam melantunkan nada-nada indah itu lewat alat pembesar suara, hingga membuat siapapun yang mendengarnya, seakan merasakan kesejukan yang teramat luar biasa.
Kegiatan pengajian, pembacaan ayat suci Al Quran memang telah menjadi tradisi bagi kebanyakan, bahkan seluruh umat muslim di dunia tidak terkecuali di Pekanbaru, Riau, saat Ramadhan.
Pakar keagamaan mengatakan, membaca ayat suci Alquran merupakan amalan utama yang memang sepantasnya dimaksimalkan selama Ramadhan.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda, sebagaimana hadis dengan kualitas hadis hasan dan sahih yang diriwayatkan Ibnu Masud, bahwa barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.
"Al Quran diturunkan saat Ramadhan, sehingga umat Muslim sebaiknya perbanyak bacaannya saat Ramadhan ini," kata Mahdini, selaku pakar agama Islam yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau, Sabtu.
Pada malam hari di bulan ramadhan yang mulia ini, umat muslim juga akan memperingati malam Nuzulul Quran. Dimana mayoritas ulama berpendapat bahwa saat diturunkannya wahyu pertama Alquran yaitu terjadi pada bulan suci Ramadhan. Hal ini juga diperkuat dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Qadr (1-5).
Sekalipun mayoritas ulama berpendapat turunnya Alquran terjadi pada bulan suci Ramadhan, namun hal ini tidak menyampingkan adanya perbedaan pendapat seputar tanggal atau waktu turunnya Alquran tersebut.
Ada di antara sahabat Nabi dan ulama yang meriwayatkan bahwa Nuzulul Quran terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, ada pula yang mengatakan 21, dan adapula yang berpendapat tanggal 23, 24 dan seterusnya.
"Kenapa terjadi perbedaan di antara para sahabat tentang persisnya tanggal Nuzulul Quran tersebut. Hal ini dapat dijawab, bahwa memang tidak ada keterangan resmi yang datang dari baginda rosulullah SAW mengenai kapan tepatnya tanggal diturunkannya Alquran tersebut," kata Mahdini.
Sehingga karenanya kata Mahdini, semua perkataan dan pendapat yang sempat ditulis oleh ulama adalah murni hasil ijtihad dan pendapat para sahabat.
Namun satu hal terpenting yang perlu di pahami adalah, demikian Mahdini, mengisi waktu di Ramadhan penuh berkah ini dengan berbagai bentuk amal ibadah, sehingga tidak menjadi sia-sia atau tanpa makna.
"Untuk itu kita isi bulan yang penuh maghfirah ini dengan amalan-amalan yang berharga termasuk membaca ayat suci Alquran di setiap waktu," katanya.
Pedoman Umat
Al Quran adalah kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat manusia, walaupun yang mengambil manfaat hanyalah orang-orang yang bertakwa. Demikian diungkapkan dalam hadits (QS al-Baqarah).
Begitu banyak hikmah dari memperbanyak membaca Alquran yang salah satunya yakni mendapatkan pahala yang sangat banyak, di mana satu huruf diberi balasan dengan sepuluh kebajikan, sebagaimana diriwayatkan oleh Iman At-Tirmidzi dalam sebuah hadits Rasulullah SAW.
Seluruh umat manusia khususnya yang beragama Islam mungkin mengetahui bahwa seluruh Alquran, menurut sebuah literatur berjumlah 325.015 huruf, yang berarti satu kali khatam Alquran mendapatkan nilai pahala kebajikan kelipatan sepuluh, yakni 3.250.150.
"Namun tentu untuk meraihnya, kita harus berusaha memperbanyak membaca Alquran. Baik sebulan sekali, dua bulan sekali, atau bahkan tiga bulan sekali. Bahkan banyak di antara ulama Alquran yang mampu mengkhatamkan Alquran setiap seminggu sekali," kata Mahdini.
Satu hal yang juga harus dipahami, demikian Mahdini, Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang selalu membaca Al Quran, mempelajari isi kandungannya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Kitab Al Quran dan Allah merendahkan kaum yang lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan mengamalkan Al Quran," demikian Hadist HR Bukhari.
Secara logika dapat pahami, mengapa orang-orang yang membaca dan mempelajari isi kandungan Alquran dan berusaha mengamalkannya diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Hal ini karena menurut Mahdini, orang-orang yang membaca Alquran berarti orang-orang yang selalu dekat dengan Allah, bahkan membaca Alquran merupakan bercakap-cakap dengan Allah SWT.
Selain itu, menurut alim ulama ini, bahwa siapa saja yang membaca dan mengamalkan Al Quran, maka akan mendapatkan ketengan jiwa atau hati yang sangat luar biasa.
"Hal ini karena setiap ayat Alquran yang dibacanya akan mendatangkan ketenangan dan ketentraman bagi para pembacanya. Sebagaimana diterangkan dalam surah Al-Isra (17)ayat 82, Alquran diturunkan Allah SWT untuk menjadi obat segala macam penyakit kejiwaan," katanya.
Sehingga para pembaca Alquran, bahkan orang yang mendengarkan bacaannya, kata Mahdini, maka akan mendapat pula ketenangan jiwa.
Bahkan mereka (para pembaca ikhlas Alquran, katanya, juga mendapatkan syafaat atau pertolongan pada hari Kiamat. Hal ini dijelaskan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Muslim yang menyatakan "Bacalah Alquran oleh kamu sekalian, karena bacaan Alquran yang dibaca ketika hidup di dunia ini, akan menjadi syafaat/penolong bagi para pembacanya di hari Kiamat nanti".
Maka perbanyaklah membaca Al Quran (bagi umat Islam) ketika nafas masih menyertai dan denyut jantung masih bergerak.
Membaca Al Quran akan menjadi penolong bagi para pembacanya di hari Kiamat nanti, di kala manusia banyak yang sengsara dan menderita karena tanggungan dosa-dosa semasa hidup di dunia.