Realisasi PAD pariwisata Pekanbaru Rp115,7 miliar terus tumbuh lima tahun terakhir

id Pad periwisata

Realisasi PAD pariwisata Pekanbaru Rp115,7 miliar terus tumbuh lima tahun terakhir

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Kota Pekanbaru Masriah. (ANTARA/HO-Humas)

Pekanbaru (ANTARA) - Sektor pariwisata salah satu yang menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kota Pekanbaru, walau tidak dipungkiri selama pandemi COVID-19 beberapa lokasi harus ditutup karena tidak ingin jadi penyebab penularan corona.

Namun demikian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pekanbaru mencatat, tren peningkatan penerimaan dari sektor tersebut selama kurun waktu lima tahun terakhir.

"Sektor pariwisata merupakan salah satu penyumbang PAD, setiap tahun, ada peningkatan jumlah," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru Masriah di Pekanbaru, Senin.

Dikatakan Masriah, data tahunan membuktikan PAD dari pariwisata Pekanbaru yang masuk ke kas daerah bertambah. Ini dibuktikan pada 2013, PAD dari sektor pariwisata hanya mencapai Rp64 miliar.

Namun berkat upaya terobosan pariwisata PAD pada tahun 2014 naik drastis Rp80,6 milliar.

Tidak sampai di situ lanjut dia, peningkatan PAD terus terjadi pada 2015 tercatat Rp82,3 miliar.

"Tahun 2016 PAD tembus Rp103 miliar," katanya.

Seiring waktu perbaikan lokasi wisata yang dilakukan Pemerintah kota Pekanbaru, lewat situs dan taman kota maka PAD pada 2017 meningkat lagi hingga Rp122 miliar.

Lalu tahun 2018 berhasil membukukan PAD sebanyak Rp144,6 miliar.

"PAD pada tahun 2019 adalah puncaknya yang merupakan kondisi terakhir sebelum pandemi COVID-19 terjadi, PAD pariwisata Riau menembus angka Rp184,8 miliar," katanya.

Dikatakan dia, walau pandemi COVID-19 melanda semua sektor tidak terkecuali pariwisata, namun Pekanbaru tetap bisa bertahan tetap mampu mengumpulkan penerimaan bagi kas daerah.

Berbagai program yang mendukung pengembangan pariwisata terus dilakukan, salah satunya kegiatan sosialisasi dan fasilitasi pendaftaran kekayaan intelektual dan optimalisasi digital marketing.

"Tidak sia-sia walau PAD mengalami penurunan akibat pandemi COVID- 19, tetapi kami masih mampu menyumbang Rp115,7 miliar pada tahun 2020," tukas Masriah.