Ratusan warga tutup jalan kecewa penebangan mangrove di Ternate

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Mangrove

Ratusan warga tutup jalan kecewa penebangan mangrove di Ternate

Ratusan warga Mangga Dua Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), selama dua hari menggelar aksi blokade jalan utama menghubungkan Mangga Dua ke pusat Ternate dan menuju arah selatan kota tersebut, Rabu (ANTARA/Abdul Fatah)

Jakarta (ANTARA) - Ratusan warga Mangga Dua Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), selama dua hari menggelar aksi blokade jalan utama menghubungkan Mangga Dua ke pusat Ternate dan menuju arah selatan kota tersebut karena kecewa sebuah perusahaan menebang mangrove.

Koordinator massa aksi, Jamrud Wahab kepada ANTARA, Rabu, menyatakan, PT Indo Alam Raya Lestari tidak berkomitmen setelah bermediasi dengan Wali Kota Ternate untuk menghentikan sementara pembangunan pergudangan modern oleh perusahaan itu yang berdampak pada penebangan pohon mangrove

Baca juga: Pelabuhan domestik Meranti ditutup, aktivitas turun naik penumpang tetap jalan

Ratusan warga Mangga Dua Kota Ternate, memblokade aktivitas PT Indo Alam Raya Lestari (Abdul Fatah)

"Ratusan warga Mangga Dua memilih untuk menutup akses jalan menuju pusat kota Ternate karena perusahaan tidak mengakomodir keinginan warga," katanya.

Aksi penutupan jalan hari ini merupakan hari kedua dilakukan warga dan mengakibatkan terjadi kemacetan di berbagai ruas jalan Kota Ternate.

Dalam aksinya, massa menuntut pembatalan izin pengembangan pergudangan modern oleh PT Indo Alam Raya Lestari di areal mangrove.

Baca juga: Polisi tutup jalan utama Pekanbaru pada siang hari, begini penjelasannya

Bahkan, penutupan jalan ini membuat macet sepanjang jalan Yos Sudarso sampai Kelurahan Jati Perumnas.

Sebelumnya, Wali Kota Ternate Tauhid Soleman turun menemui massa aksi setelah kemacetan kian parah.

Dalam pertemuan itu salah satu warga Mangga Dua Utara, Jamrud Wahab menyatakan setelah izin keluar, warga sekitar harus terus berjibaku dengan abu dan banjir.

"Izin dikeluarkan mantan Wali Kota Ternate tahun 2015. Kami jadi korban, khususnya di RT 04, RT 05 dan RT 14. Kemudian penimbunan ini mulai di awal 2021," jelasnya.

Baca juga: Jalin Lintas Barat Sumatera masih gunakan sistem buka tutup

Aksi protes warga atas dampak pembangunan ini turut melibatkan anak-anak.

Jamrud berharap, pembangunan ini ditinjau kembali, begitu juga dengan penebangan hutan mangrove di sekitar kawasan tersebut, karena dapat mengakibatkan terjadinya banjir.

"Kami bertanya apakah ada izin lingkungan hidup, kapan dikaji, harus jelas," ujarnya.

Baca juga: Pohon tumbang tutup Jalan Sisingamangaraja Pekanbaru

Wali Kota Tauhid di hadapan warga meminta diberi waktu untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Wali Kota berharap masyarakat tidak menanggung dampak buruk pembangunan. Ia mengaku akan segera mengkajinya bersama warga.

"Saya tidak bisa bicara banyak, karena saya butuh kajian. Saya minta warga kasih waktu saya untuk selesaikan ini, sehingga banjir rob tidak berdampak hingga ke permukiman warga di lingkungan ini," ujarnya.*

Baca juga: Warga Dumai karantina wilayah sendiri dengan tutup jalan