Pemkab Siak apresiasi PT ASL raih penghargaan MIT Solve dan GM Award

id Pemkab siak, pt asl, ASL

Pemkab Siak apresiasi PT ASL raih penghargaan MIT Solve dan GM Award

Laboratorium PT ASL ketika dikunjungi Wakil Bupati Siak, Husni Merza. (ANTARA/HO-Pemkab Siak)

Siak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Siak mengapresiasi PT Alam Siak Lestari (ASL) yang meraih penghargaan pada kompetisi internasionalMassachusetts Institute of Technology (MIT) Solve Challenge 2021 (MIT SOLVE)kategori Resilient Ecosystems (Ekosistem Tangguh)dan General Motor Awards.

PT ASL berhasil meraih penghargaan setelah sebelumnya dinominasikan menjadi salah satu dari 88 finalis dari 1.800 pendaftar di 128 negara. ASL juga merupakan satu-satunya perwakilan Indonesia pada MIT SOLVE tahun ini.

“Kami sangat berbangga hati pada inovasi dan inisiatif kaum muda di Siak untuk mengembangkan hilirisasi produk bernilai tambah yang berbasis kelestarian. Anak muda berani mengembangkan produk turunan dari komoditas ramah gambut ini merupakan suatu terobosan. Semoga kemenangan ini menjadi inspirasi bagi anak-anak muda lainnya untuk mengembangkan bisnis yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus menjaga lingkungan," kata Wakil Bupati Siak, Husni Merza, Rabu.

MIT SOLVE adalah kompetisi internasional tahunan untuk mencari organisasi/perusahaan berbasis teknologi terbaik di dunia untuk memberikan solusi terhadap tantangan global. ASL mengajukan solusi berjudul “HEAL (Healthy Ecosystem and Alternative Livelihood) Fisheries”. HEAL Fisheries merupakan inovasi pertama ASL untuk menjaga lahan gambut dengan industri bernilai tambah untuk komoditas ramah gambut dari sektor perikanan dengan mengekstraksi Kandungan Albumin dari Ikan Gabus.

Direktur dan pendiri PT ASL,Musrahmad atau akrab disapa “Gun” mengatakan

estimasi pasar global albumin diprediksi sebesar 6,7 juta dolar AS di tahun 2026. Maka ekstrak albumin dari ikan gabus merupakan model bisnis strategi berkelanjutan yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal.

Ekstraksi albumin ikan gabus ini dijual ke berbagai macam industri seperti kesehatan, pangan, hingga kecantikan.

Pada sisi pengembangbiakan, ASL berfokus pada budidaya ikan gabus di lahan konservasi gambut dan area sekat kanal yang awalnya hanya dirancang untuk mencegah kebakaran gambut.

Riset awal membuktikan bahwa kualitas ekosistem gambut yang terjaga membuat perkembangan spesies ikan gabus yang lebih sehat dengan tingkat protein yang tinggi. Pihaknya mengembangkan teknologi pengembangbiakan dan produksi ikan gabus di kawasan gambut yang setelah diproduksi menjadi ekstrak albumin.

"Albumin merupakan protein dalam ikan yang memiliki berbagai khasiat bagi kesehatan mulai dari percepatan regenerasi sel hingga penyembuhan luka. Kami terinspirasi dari tradisi masyarakat Siak yang mengukus ikan gabus sebagai obat penyembuh luka seperti persalinan maupun sunat,” jelas Aufa, salah satu peneliti muda Lab Inovasi Siak yang merupakan unit riset dan pengembangan (R&D) dari ASL.

ASL menggunakan teknologi distilasi uap suhu rendah untuk mengekstrak albumin dari ikan gabus ke dalam bentuk cair. Perusahaan ini sengaja menggunakan teknologi sederhana agar masyarakat dapat terlibat dan menggunakan dengan mudah.

Sejalan dengan pendekatan tersebut, ASL juga dibentuk sebagai perusahaan berbasis masyarakat dimana kepemilikan saham juga terbuka langsung bagi masyarakat. Saat ini, badan usaha kampung (BumKam) Dayun telah menjadi salah satu pemegang saham ASL.

Konsistensi inilah yang membuat mitra seperti AgrapanaBio untuk berkolaborasi dengan ASL di Kabupaten Siak.Direktur PT AgrapanaBio,Dicky Asmoromelihat visi ASL yang sejalan dengan visi perusahaannya yang memanfaatkan teknologi tepat guna berbasis alam untuk merestorasi lingkungan atau ekologi.

"ASL saat ini melakukan penelitian dan pengembangan beberapa alternatif komoditas ramah gambut, salah satunya adalah ikan gabus ini. Kedua, kami juga melihat komitmen dan kesiapan pemerintah kabupaten Siak untuk menjaga sumber daya alamnya dengan membuat payung kebijakan yang mendorong prinsip-prinsip kelestarian dalam pembangunan, pemanfaatan sumber daya alam dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui Peraturan Bupati tentang Siak Hijau,” jelasnya.

“Prestasi ASL di dunia internasional ini tidak akan terwujud tanpa ada dukungan dari Pembab dan masyarakat Siak. ASL tidak dapat bekerja sendiri, harus bergotong royong dengan berbagai pihak sehingga cita-cita Siak Hijau dapat terwujud. Tanpa Siak Hijau, kami tidak mungkin akan datang ke Siak,” lanjutnya.