Indonesia cermati dan khawatir ketegangan meningkat di Indo-Pasifik karena AUKUS

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, AUKUS

Indonesia cermati dan khawatir ketegangan meningkat di Indo-Pasifik karena AUKUS

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengikuti pembukaan Sidang ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, Selasa (21/9/2021). (ANTARA/HO-Kemlu RI)

Jakarta (ANTARA) - Indonesia mencermati dan mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan di antara negara-negara besar di kawasan Indo-Pasifik, menyusul pengumuman inisiatif pertahanan antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang dikenal dengan AUKUS.

"Saya singgung mengenai AUKUS dan keputusan Australia untuk pengadaan kapal selam bertenaga nuklir,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika menyampaikan keterangan pers secara virtual dari New York, AS, Rabu.

Baca juga: BI sampaikan penguatan LCS, transfer dalam rupiah, ringgit dan yen lebih fleksibel

Melalui kemitraan baru tersebut, Australia akan mendapatkan teknologi pembuatan kapal selam bertenaga nuklir guna memperkuat angkatan lautnya.

Kesepakatan AUKUS dianggap bertujuan untuk menyaingi kekuatan China yang semakin meningkat di kawasan.

Selain itu, kesepakatan baru Australia dengan Inggris dan AS juga telah memicu kemarahan Prancis, yang sebelumnya memiliki perjanjian dengan Australia soal pembelian kapal selam konvensional.

Baca juga: Pejabat AS dan Filipina bahas terkait aktivitas China di Laut China Selatan

Ketika berbicara pada forum Asia Society yang berlangsung secara virtual pada Selasa (21/9), Menlu Retno mengatakan bahwa Indonesia mencatat komitmen-komitmen yang dinyatakan Australia, termasuk janji negara itu untuk terus menghormati prinsip nonproliferasi dan hukum internasional.

"Tetapi saya menekankan bahwa yang tidak diinginkan oleh kita semua adalah kemungkinan meningkatnya perlombaan senjata dan power projection (unjuk kekuatan—red) di kawasan, yang tentunya akan dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan," kata Menlu RI.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga memperingatkan tentang meningkatnya ketegangan antara China dan AS.

Baca juga: Amerika Serikat kecam kegiatan militer udara China di Laut China Selatan

Ia khawatir persaingan antara kedua negara adidaya tersebut akan membawa dunia menuju menuju dua setelan aturan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan teknologi yang berbeda; dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan kecerdasan buatan; dan pada akhirnya dua strategi militer dan geopolitik yang berbeda pula.

"Ini mungkin menjadi bencana. Ini akan jauh lebih sulit diprediksi daripada Perang Dingin," ujar Guterres pada pembukaan Sidang ke-76 Majelis Umum PBB di New York, Selasa.

Baca juga: China kirim pasukan lengkap ke dua wilayah Laut China Selatan dan Selat Taiwan