Sandiaga Uno: Alhamdulillah tanah kelahiran masuk 50 desa wisata terbaik

id Sandiaga Uno. Kampar. Tanah kelahiran. Desa wisata.

Sandiaga Uno: Alhamdulillah tanah kelahiran masuk 50 desa wisata terbaik

Sandiaga Uno ketika berjalan menuju Puncak Kompei, Kampar. (ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Kampar (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno melakukan kunjungan ke salah satu desa wisata yang merupakan satu dari 50 nominasi Anugerah Desa Wisata Terbaik 2021 yakni Desa Koto Masjid, Kecamatan XII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Minggu.

"Ada 1831 desa wisata berjuang untuk menjadi terbaik. Alhamdulillah Kabupaten Kampar Provinsi Riau tanah kelahiran saya masuk 50 desa wisata terbaik Indonesia," kata Sandi pada pusat kunjungan di Puncak Kompei, Minggu.

Sandiaga Uno didampingi Gubernur Riau, Syamsuar dan Bupati Kampar, Catur Sugeng Susanto. Dia datang pada siang hari dengan menumpang odong-odong menuju puncak Kompei.

Menurutnya ini adalah simbol kebangkitan ekonomi nasional dan COVID-19 membuka peluang mencintai destinasi wisata dalam negeri. Untuk berwisata tidak perlu ke luar negeri karena banyak tempat wisata yang menarik.

Salah satunya dengan Puncak Kompei yang memberikan pemandangan seperti di Raja Ampat, Papua. Uniknya ini adalah hasil dari waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang yang membuat genangan beserta pulau-pulaunya.

"Dengan Hastag ke Riau saja kalau kangen ke raja empat ke Riau saja," imbuh Sandi.

Meskipun demikian Menteri mengaku tak bisa intervensi dalam ajang desa wisata. Ada dewan juri dari asosiasi desa wisata seluruh Indonesia, tapi Riau dapat kehormatan satu yang masuk.

Sebelumnya Ketua Forum Peduli Pariwisata PLTA Koto Panjang dalam pemaparannya kepada Sandiaga Uno mengatakan untuk menjadi desa wisata terbaik Desa Koto Mesjid sudah mempersiapkan sejumlah hal. Yang menjadi ikon yakni Koto Masjid dikenal sebagai Kampung Patin.

Desa wisata ini sudah menyediakan Homestay yang digabung dengan rumah warga karena wisatawan akan dapat pengalaman baru bisa bercengkerama dan dianggap keluarga. "Jadi bisa menikmati kuliner tradisional, homestay sudah seperti hotel ada 18 homestay," ungkapnya.