Peparnas: Sukses Di Atletik, Ninik Berkibar Di Panahan

id peparnas sukses, di atletik, ninik berkibar, di panahan

Peparnas: Sukses Di Atletik, Ninik Berkibar Di Panahan

Pekanbaru, (antarariau) - Lapangan Panahan Universitas Islam Riau (UIR) menjadi saksi tangguhnya putri-putri DI Yogya di cabang olahraga panahan.

Sebelumnya Tuwariyah meraih tiga emas, namun pada Kamis, Ninik menyusul dengan perolehan medali yang sama.

Atlet berusia 45 tahun itu, meraih tiga emas setelah bertanding pada nomor divisi 1 FITA recurve female standing yang digelar pada Senin, (8/10).

Kemudian nomor nasional female stand yang digelar Selasa, (9/10), dan nomor nasional double mix yang digelar pada hari terakhir Kamis, (11/10).

Ibu dari Meilita yang beprofesi sebagai bidan Rumah Saki Santa Maria Pekanbaru dan Rio Agung yang merupakan pelajar SMK di Jogja mengaku bangga dan senang mendapatkan medali yang sebelumnya hanya ditargetkan meraih dua emas.

"Syukur pada Tuhan karena saya sudah melampaui target. Semua ini saya persembahkan untuk keluarga dan masyarakat Jogja karena baru menerima undang-undang istimewa kemarin," kata peraih perak cabang olahraga atletik Olimpiade di Amerika tahun 1984.

Isteri dari Ujang Joko Lelono mengaku termasuk orang baru mengenal panahan setelah ia meraih tiga emas di cabang olahraga atletik di Asean Para Games di Myanmar tahun 2003.

Tapi berkat kemauannya yang keras, ibu rumah tangga yang lahir di Jogja pada 30 November 1966 mampu merealisasikan kemampuannya dan sebelumnya meraih tiga perak dari cabang Olahraga atletik pada Porcanas di Kaltim tahun 2008

"Setelah meraih medali perak di Porcanas tahun 2008 di Kaltim pada cabang atletik, saya merasa bahwa saya tidak mampu lagi melakoni cabang itu," ujarnya sambil tertawa.

"Kemudian saya konfirmasi kepelatih bahwa usia yang sudah memasuki senja dan telah memiliki cucu, kemudian pelatih saya jawab bisa. Saya mulai latihan lagi sekitar tahun 2010," kata peraih perak di nomor double mix dan perunggu di nomor female recurve cabor panahan ASEAN Para Games di Solo 2011.

Ditanya soal mental bertanding, ia pun berkata setiap kali bertanding saya anggap penonoton tidak ada.

"Saya membayangkan panahan ini seperti main boneka saat kecil dulu, saya hanya sibuk sendiri saja," jawab wanita yang selalu tersenyum saat memberi penjelasan.

Wanita yang berambut pendek ini mengakui bahwa latihan menjadi kunci semuanya, apalagi dengan program minimal tiga jam per hari.

Terutama latihan fitnes, aerobik dan renang.

"Saya memberi saran kepada teman-teman paralimpian, jika mau maju harus punya program. Jangan latihan saat kompetisi akan dimulai saja," tuturnya.