Pekanbaru, (antarariau) - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng menilai Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XIV 2012 di Pekanbaru, Riau, telah sukses diselenggarakan.
"Sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, dan sukses dalam peningkatan perekonomian kerakyatan," kata Andi dalam pidatonya di acara penutupan Pekan Olahraga Paralimpian itu, Sabtu (13/10).
Ketika itu, dendangan musik berirama Melayu melantun dengan indah di malam penutupan Peparnas XIV 2012 di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Riau, mengiringi pelepasan paralimpian sang inspirator semangat juang.
Luapan haru tercampur dalam alunan musik khas "Bumi Melayu Lancang Kuning." Tarian Kipas berbalut dalam keberagaman nan indah, menambah rasa kerinduan sang inspirator atlet-atlet difabel asal berbagai provinsi di Tanah Air.
Gedung tertutup gelanggang remaja yang semula dijadikan sebagai arena pertandingan bulutangkis, seketika berubah menjadi 'lautan manusia'. Ragam kalangan baik wanita maupun pria tampak memadati sejumlah kursi yang tersedia di tribun megah berkapasitas minim, Sabtu malam.
Warna-warni keindahan acara penutupan Peparnas Riau ketika itu tidak hanya tampak pada balutan tubuh ribuan manusia yang ada di dalam gedung gelanggang remaja, namun juga pada keberagaman suku, ras dan agama tak tanggung turut menjadi satu.
Bahkan, keindahan warna juga tampak di antara para atlet difabel yang berada di tengah-tengah tribun berastitektur minimalis berbentuk bundar itu.
Ragam kekurangan fisik paralimpian ketika itu terbalut dalam rasa kebersamaan yang membuat raga khalayak umum begitu gemetar dengan rasa haru yang demikian hebat.
Acara penutupan Peparnas Riau dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng serta Gubernur Riau HM Rusli Zainal.
Dalam pidatonya, Rusli Zainal mengatakan, ajang olahraga nasional bagi paralimpian telah memberikan inspirasi bagi banyak pihak untuk mampu menempuh perjuangan hidup yang lebih baik.
Rusli juga mengaku terkesan dengan banyaknya pemecahan rekor baik nasional maupun Asia Tenggara oleh sejumlah atlet difabel asal berbagai daerah, termasuk Riau sebagai tuan rumah.
"Berbagai pemecahan rekor tersebut setidaknya menjadi bukti bahwa kekurangan pada fisik tidak lantas menyurutkan semangat paralimpian untuk berjuang," katanya.
Rusli mengatakan, paralimpian dengan berbagai kekurangan fisik telah menjadi inspirasi yang begitu dalam bagi kalangan nan sehat jasmani, namun senang dengan perbuatan-perbuatan yang tercela.
"Dengan ditutupnya acara Peparnas Riau, bukan berarti semangat juang paralimpian terhenti. Selamat jalan paralimpian, ingat peparnas, ingatlah Riau," kata Gubernur Riau.
Membanggakan
Perhelatan olahraga kalangan difabel ini tidak hanya mengundang kekaguman yang begitu luar biasa, namun juga telah berhasil menyajikan pertandingan demi pertandingan yang membanggakan.
Segudang prestasi terukur, termasuk pemecahan rekor turut terjadi pada 'event' nasional ini, khususnya untuk cabang olahraga renang, angkat berat dan atletik.
Khusus renang, terdata ada sebanyak 72 rekor baru yang telah ditorehkan paralimpian, di mana kontingen Provinsi Papua keluar sebagai juara umum dengan perolehan medali emas terbanyak.
Sebanyak 72 rekor renang Perpanas tercipta pada pertandingan yang digelar mulai 8 hingga 11 Oktober di Rumbai Sport Center, Pekanbaru. Rinciannya, 49 di antaranya merupakan rekor baru Peparnas yang paling banyak dari renang putra, yakni sebanyak 32 rekor.
Sedangkan, untuk rekor ASEAN Para Games (APG) berjumlah 23 rekor, di mana 16 di antaranya dihasilkan oleh paralimpian putra.
Belasan rekor baru baik nasional maupun yang melampaui Asia Tenggara juga tercipta dari cabang angkat berat yang digelar di Hotel Mayang Garden Pekanbaru, Riau, 8-10 Oktober.
Sementara untuk cabang atletik juga tercipta puluhan rekor baru baik sekelas nasional maupun Asia Tenggara. Pemecahan rekor untuk atletik terakhir kali dilakukan oleh atlet asal Riau, Ardi Yuda Saddam yang turun di nomor tolak peluru klasifikasi F20 putra tuna grahita.
Ardi berhasil memecahkan rekor nasional sebelumnya di Peparnas 2008 Kalimantan Timur yang dipegang atlet Jawa Barat, Nanang Subandi, dengan tolakan sejauh 9,00 meter. Sementara Ardi mampu melakukan tolakan sejauh 9,75 meter.
Peparnas Sukses
Menpora Andi Malarangeng dalam pidatonya di acara yang sama juga menyatakan bahwa Peparnas XIV 2012 di Pekanbaru, Riau, telah selesai dilaksanakan dengan sukses.
"Sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, dan sukses dalam peningkatan perekonomian kerakyatan," katanya.
Sukses prestasi menurut Andi ditunjukkan dengan banyaknya pemecahan rekor baik nasional maupun Asia Tenggara di sejumlah cabang olahraga khususnya cabang olahraga renang yang sebelumnya diraih oleh atlet putri andalan "Bumi Melayu Lancang Kuning".
"Kemudian di cabang angkat berat ada pula Widiarsih. Seorang atlet putri asal Bali ini berhasil meraih prestasi yang begitu membanggakan karena tidak hanya memecahkan rekor nasional, tapi juga melampaui rekor Asia Tenggara. Kemudian masih banyak lagi atlet membanggakan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu," katanya.
Dengan demikian, kata Andi, maka penyelenggaraan Peparnas XIV 2012 di Pekanbaru, Riau, telah berjalan dengan sukses dengan sangat baik.
"Pada Peparnas kali ini, saya juga menyatakan bahwa semua atlet adalah para pemenang, sang juara. Karena berhasil menorehkan prestasi yang begitu membanggakan," katanya.
Menpora juga mengimbau para orang tua difabel di seluruh daerah untuk dapat memberikan dorongan serta semangat yang besar untuk menjadikan anak-anak difabel mampu meraih prestasi membanggakan dengan menjadi atlet yang tangguh.
"Dengan menjadi atlet yang tangguh, maka diharapkan juga akan mampu memberikan keharuman bagi nama bangsa di mata internasional," katanya.
Peparnas menurut Andi merupakan iven yang diselenggarakan sebagai jenjang untuk menuju ke kejuaraan yang lebih tinggi lagi, baik ASEAN, Asia maupun internasional sekelas Olimpiade.
Andi juga menyatakan Riau telah sukses menjadi tuan rumah yang baik sehingga patut dicontoh oleh daerah lainnya, termasuk Sumatra Barat yang akan menjadi tuan rumah pada Pekan Olahraga Nasional (PON) serta Peparnas berikutnya.
Bagi provinsi yang belum banyak mendapatkan medali di Peparnas kali ini, kata Andi, diharapkan dapat bangkit dan lebih aktif dalam pembinaan paralimpian di tingkat daerah. Karena atlet defabel tidak ada bedanya dengan atlet-atlet biasanya.
"Pekanbaru kota yang indah, penduduknya pun ramah-ramah. Pekan Paralimpian telah berakhir selamat jalan sang juara," demikian Menpora Andi Malarangeng mengakhiri pidatonya.