Siak jadi proyek percontohan manajemen pengembangan warisan budaya di Asia Tenggara

id Siak. Warisan budaya. Kota pusaka. Asia Tenggara.

Siak jadi proyek percontohan manajemen pengembangan warisan budaya di Asia Tenggara

Salah satu cagar budaya di Kabupaten Siak, Istana Peraduan yang baru saja selesai dipugar.(ANTARA/HO-Pemkab Siak)

Siak (ANTARA) - Southeast Asian Cultural Heritage Alliance (SEACHA) atau aliansi kota pusaka Asia Tenggara bekerjasama dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) menunjuk Siak sebagai role model atau proyek percontohan pengembangan program klinik manajemen warisan budaya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pemukiman Siak, Irving Kahar Arifin, Jumat mengatakan, SEACHA dan BPPI menginisiasi program ini karena masa pandemi COVID-19 ini membuat orang tidak berwisata kemana-mana. SEACHA bersama BPPI membuat program manajemen klinik yang mengambil sampel di kota-kota di Asia Tenggara yang kemudian dilaksanakan dirankingkan maka terpilihlah Siak.

“Sebab Siak sudah merevitalisasi bangunan cagar budaya dari sumber dana daerah, pusat dan perusahaan. Pemkab Siak berani melaksanakan program yang non populis ini karena memang ingin melestarikan cagar budaya,” kata dia.

Menurut Irving, alasan tersebut membuat BPPI memilih Siak sebagai salah satu proyek percontohan pada program SEACHA ini. Paling utama yang diharapkan adalah cagar budaya ini harus punya komunitas yang cinta warisan budaya.

“Kebetulan komunitas Heritage Hero yang ada di Siak yang punya konsentrasi di sana, baik secara minat maupun secara disiplin ilmu personelnya,” ungkapnya dia.

Ia membeberkan, upaya yang dilakukan bersama komunitas Heritage Hero ini untuk mengangkat nama baik Siak dan membangkitkan kejayaan Siak seoptimal mungkin. Ini berawal dari kegiatan-kegiatan yang membuat masyarakat mencintai kotanya sendiri.

“Tentu dengan cara mengenalkan kota ini kepada masyarakatnya, baik dari aspek budayanya atau sejarahnya,” kata Irving.

Sementara itu, Bupati Siak Alfedri mengapresiasi program SEACHA bersama BPPI yang telah memilih Siak sebagai role model untuk manajemen heritage. Apalagi yang diangkat adalah kota warisan budaya yang dilihat bukan hanya dari sisi fisik tetapi juga dari semua aspek kehidupan masyarakat.

“Semua itu untuk kita kembangkan dan manfaatkan demi pelestarian budaya Melayu. Hilirisasinya dari program heritage ini adalah mendorong pariwisata yang dapat menyejahterakan masyarakat,” ulas Alfedri.

Menurut Alfedri, program SEACHA dan BPPI sangat membantu di sisi promosi wisata Siak. Selain itu, program ini juga sesuai dengan visi misi Pemkab Siak untuk 5 tahun mendatang.

“Kami berkomitmen untuk bekerjasama dengan baik dengan komunitas, Tim Ahli Cagar Budaya, BPPI dan SEACHA,” sebut dia.

Ketua Komunitas Heritage Hero, Cindy Shandoval saat berbincang dengan menerangkan, sebenarnya ada dua kota yang ditunjuk menjalankan program klinik ini di Asia Tenggara yakni Siak di Indonesia dan Kota Phrae di Thailand. Siak dan Phrae dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan manajemen haritagenya.

“Kita setiap bulan dicoaching dengan berbagai program untuk melakukan manajemen heritage. Dalam perjalanannya, kota Phrae mundur dan kita terus berkolaborasi dengan pemerintah,” kata Cindy, arkeolog lulusan Universitas Gajah Mada ini.