Jakarta (ANTARA) - Kemudahan yang ditawarkan dalam melakukan transaksi dan berbagai layanan perbankan untuk masyarakat, menjadi salah satu kunci perkembangan agen-agen BRILink khususnya yang ada di wilayah pedesaan.
Salah satu Agen BRILink di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Dwi Santoso mengatakan bahwa, kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan, sangat dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan.
Baca juga: Kisah Medi, empat tahun jadi Agen BRILink
Selama ini, menurut Dwi, masyarakat pedesaan khususnya yang memasuki usia lanjut, kebanyakan takut untuk melakukan transaksi perbankan di Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Mayoritas beranggapan, jika terjadi kesalahan, uang yang dimiliki nasabah bisa hilang.
"Para orang tua yang memiliki ATM, pada saat akan melakukan transaksi, kebanyakan mereka takut. Dengan adanya BRILink, itu memberikan kemudahan bagi masyarakat," kata Dwi, kepada ANTARA di Desa Wonosari, Kabupaten Malang, Sabtu.
Dwi menjelaskan, selain rasa takut dari masyarakat yang tidak terlalu paham dengan sektor perbankan itu, lokasi bank terdekat dari Desa Wonosari, juga cukup jauh. Sehingga, keberadaan Agen BRILink di kawasan itu, juga membantu masyarakat untuk melakukan transaksi perbankan.
Masyarakat pedesaan, umumnya melakukan transaksi keuangan seperti setor tunai, penarikan tunai, transfer antar bank, pembayaran listrik, pembayaran telepon, pembelian pulsa telepon seluler, hingga membayar cicilan pinjaman.
Bagi masyarakat Desa Wonosari, jika melakukan transaksi perbankan harus dilakukan di bank terdekat, maka membutuhkan waktu yang cukup panjang, mengingat lokasi bank berada di Kecamatan Kepanjen, atau sejauh 19 kilometer.
Keberadaan Agen BRILink di tengah-tengah masyarakat desa yang memberikan layanan perbankan tersebut memberi banyak kemudahan bagi masyarakat. Namun, kesuksesan Dwi tersebut juga tidak diraih dalam satu malam saja.
Keuletannya untuk mengedukasi masyarakat yang akan melakukan transaksi perbankan, juga merupakan kunci berkembangnya usaha Dwi tersebut. Sebelumnya, Dwi hanya melayani jasa pembayaran listrik sebelum menjadi Agen BRILink.
Berbekal pelanggan listrik yang banyak melakukan transaksi kepadanya, Dwi secara perlahan juga memberikan edukasi, bahwa untuk pembayaran listrik, juga bisa menggunakan transaksi perbankan.
Dwi juga menjelaskan, bahwa Agen BRILink tidak hanya melayani pembayaran listrik semata, namun juga bisa melakukan berbagai transaksi keuangan. Masyarakat pada awalnya masih melihat kemudahan tersebut sebagai sesuatu yang baru, dan sedikit ragu untuk mencoba.
Namun, setelah melakukan satu atau dua kali transaksi perbankan melalui Agen BRILink, pada akhirnya masyarakat mulai menerima kemudahan itu. Hingga pada akhirnya, transaksi Agen BRILink Dwi Santoso meningkat cukup pesat.
Dwi merupakan salah satu Agen BRILink yang sukses, dengan jumlah transaksi berkisar 3.000-5.000 per bulan. Jumlah transaksi per bulan tersebut, merupakan buah dari kesabaran untuk terus mengedukasi masyarakat soal layanan kemudahan layanan perbankan.
Dari total transaksi tersebut, Dwi mendapatkan fee atau imbalan dari BRI. Saat ini, imbalan yang diterima oleh Dwi tiap bulannya, berkisar mulai Rp5-RP6 juta per bulan. Imbalan tersebut, didapatkannya dari seluruh pelayanan perbankan yang diberikan kepada masyarakat.
"Saya memulai tahun 2017. Pada awalnya, saya masih sempat ragu. Bahkan, saat akan diberikan mesin Electronic Data Capture (EDC) BRI, saya sempat menolak. Pada awalnya saya hanya melayani transaksi perbankan 5-6 kali per hari," kata suami Iis Rodiantini itu.
Dengan pelayanan yang memudahkan, dan masyarakat mulai merasakan kemudahan yang ditawarkan oleh Agen BRILink, transaksi Dwi terus mengalami peningkatan. Sampai saat ini, dari ribuan transaksi yang dilakukan Dwi, memiliki nominal mencapai Rp4,6 miliar per bulan.
Dengan potensi transaksi yang terus mengalami peningkatan, Dwi juga memberanikan diri untuk mengajukan pinjaman kepada BRI. Sampai saat ini, secara keseluruhan, total pinjaman yang telah diterima oleh Dwi, sebesar Rp150 juta.
Uang yang dipinjam oleh Dwi tersebut, dijadikan modal untuk mendukung peningkatan transaksi melalui BRILink tersebut. Kunci keberhasilan Dwi, salah satunya melakukan manajemen keuangan yang baik, dengan tidak menggunakan uang pinjaman itu untuk kebutuhan konsumtif.
"Uang yang saya pinjam itu, saya gunakan saat ada nasabah yang membutuhkan untuk tarik tunai, atau transaksi lain. Dimana untuk transaksi seperti itu membutuhkan modal. Namun, sesungguhnya uang itu tidak kemana-mana," kata Dwi yang memiliki tiga orang anak itu.
Dari hasil transaksi tersebut, imbalan yang diterima Dwi, lebih besar dari besaran bunga pinjaman. Sehingga, sampai saat ini usaha sebagai Agen BRILink terus berkembang.
Bahkan, untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah, Dwi menyulap bekas tempat cucian motor miliknya seperti bank kecil yang ada di tengah-tengah kawasan pedesaan. Ruangan berukuran 5x7 meter itu, dibangun Dwi dari hasil imbalan yang diterima sebagai Agen BRILink.
"Saya beruntung, dan saya tidak menyangka akan seperti ini. BRILink tidak hanya memberikan manfaat untuk saya, namun juga untuk masyarakat yang membutuhkan kemudahan transaksi perbankan," kata Dwi.
Baca juga: Forbes : BRI pimpin daftar perusahaan paling bernilai di Indonesia saat pandemi
Baca juga: BRI Kanwil Pekanbaru berbagi kepada jurnalis di bulan suci
Pewarta: Vicki Febrianto
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB