Presiden Joko Widodo mengingatkan jangan lengah meski kasus harian COVID-19 turun

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo mengingatkan jangan lengah meski kasus harian COVID-19 turun

Presiden Jokowi menyaksikan vaksinasi COVID-19 di kantor Camat Kao, kabupaten Halmahera Utara provinsi Maluku Utara pada Rabu (24/3/2021). (ANTARA/HO-Pers Setpres/Agus Suparto/am.)

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan para bupati agar tidak lengah meski kasus harian COVID-19 terus menurun.

"Saya titip penanganan pandemik COVID-19, sekali lagi jangan lengah sedikit pun," kata Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pemerintah bidik 10,1 juta orang bisa ikut program vaksinasi gotong royong

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2021 yang dihadiri oleh Ketua APKASI Abdullah Azwar Annas, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Sekretaris Negara Pratikno serta jajaran pengurus APKASI yang hadir di istana maupun melalui "video conference".

"Saya cek kabupaten dan kota dan provinsi selalu saya cek kasus harian, turun, turun, yang sembuh makin banyak tapi tetap lakukan 'test', 'tracing' dan 'treatment', tes, lacak kemudian diisolasi, dirawat, jangan sampai lepas dari ini terutama yang masih zona merah, zona oranye/jingga, harus ditekan terus agar masuk zona hijau," tutur Presiden menambahkan.

Menurut Presiden, menangani COVID-19 bukan hanya mengurus soal kesehatan, tapi juga terkait dengan pertumbuhan ekonomi kota, kabupaten, provinsi hingga ekonomi nasional.

"Tidak mudah. begitu dilonggarkan di satu sektor, kita intip COVID-nya naik tidak? Begitu naik, setop, para bupati juga harus seperti itu. Lihat dibuka sekolah tatap muka terbatas, dicek betul ada kasus harian naik atau tidak? Begitu naik, hati-hati harus ada kebijakan yang cepat, begitu juga kalau buka pasar, kalau COVID-nya kok naik 2 kali langsung setop, kalau tidak, COVID tidak dapat karena naik terus, ekonomi juga tidak dapat turun terus," ujar Presiden menjelaskan.

Menurut Presiden Jokowi, tugas pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan pandemik COVID-19 belum berakhir karena risiko penyebaran COVID-19 masih ada dan juga aktivitas ekonomi yang terus digerakkan.

"Saya setiap pagi selalu dapat 'briefing' angka seperti ini. Di Eropa, di India yang sudah turun tahu-tahu melompat sampai 3-4 kali lipat COVID-nya. Kita alhamdulillah di Januari pernah di angka 13 ribu, 14 ribu bahkan 15 ribu kasus harian, sekarang kita sudah turun dan berada di angka 5-6 ribu dan akan terus kita turunkan," ungkap Presiden.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 per 25 Maret 2021, penambahan kasus positif COVID-19 adalah 6.107 orang dengan total kasus aktif adalah 125.279 orang, sedangkan pasien yang sembuh adalah 1.317.199 orang namun yang meninggal karena COVID-19 sudah mencapai 40.081 jiwa.

"Coba lihat India 59 ribu kasus harian, Brazil 90.500 kasus harian, Amerika Serikat 66 ribu, ini harus menjadi kehati-hatian kita semua jangan merasa sudah 5.000 langsung kewaspadaan kita, dan kita lengah, hati-hati," ucap Presiden menegaskan.

Apalagi menurut Presiden Jokowi, virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tidak terlihat.

"Barang ini tidak kelihatan, di mana juga kita tidak tahu, lewatnya apa kita tidak tahu media penularan-nya juga kita tidak tahu, sebab itu satu-satunya jalan tetap waspada dan jangan lengah," kata Presiden.

Baca juga: Indonesia kembali datangkan 16 juta dosis bahan baku vaksin COVID-19 dari Sinovac

Baca juga: PBNU nyatakan, dalam kondisi darurat penggunaan vaksin hukumnya wajib


Pewarta: Desca Lidya Natalia