Kuok (ANTARA) - Bupati Kampar yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Drs Yusriyang juga selaku Datuk Bandara Mudo Suku Mandailiong Kenegerian Bangkinang menghadiri penobatan Datuk Mojolelo Kenegerian Kuok yang dijabat Daman Huri Saruji di rumah Siompu Syafniati,S.Pd Dusun Siangkang Desa Bukit Agung Kecamatan Kuok, Minggu (21/3).
Penobatan Datuk ini langsung di laksanakan oleh Datuk Penghulu Besar Datuk Nan Duo Puluh sebagai pengganti kedudukan Datuok Majolelo Persukuan Melayu Majolelo Kubuo Pulau Balimbing KenegerianKuok yang sebelumnya diemban Bustami dan meninggal pada bulan Agustus 2020 yang lalu.
Untuk itu sesuai dengan alur adat istiadat khusus dipersukuan Melayu Majolelo Kenegerian Kuok, maka Daman Huri Saruji diangkat dan dinobatkan sebagai Datuok Majolelo persukuan Melayu Majolelo.
Penobatan dengan cara diangkat sumpah dan pemasangan Detau yang juga disaksikan oleh Dt Pangulu Bosau, Camat Kuok Darusmar dan Kades Kuok Khirisman serta 20 para Datuok persukuan kenegerian Kuok.
Sekda Kampar dalam arahannya menyampaikan bahwa sumpah datuk tidak banyak tapi sangat luar biasa beratnya, "Kate indak ba pucuok, ka bawah indak ba uek ditonga dihgiok dek kumbang” yang artinya tidak ada batas waktu, tenaga dan pikiran untuk anak kemanakan.
“Kalau jabatan Bupati, Kepala Dinas atau Kepala desa hanya sementara, akan tetapi jabatan sebagai seorang Datuok dalam persukuan akan sampai bekalang tanah atau sampai, akan tetapi ninik mamak ini saklar, untuk itu marilah kita berkata benar dan berjalan lurus.”ajak Yusri
Sekda Kampar menegaskan Ninik Mamak, Ulama dan Pemerintah adat bersatu, Bersama Mambolo Nagoghi itulah tali bapilin tigo, tigo tunggu sajoangan.
"Ibaratkan ninik mamak itu harus kayu besar di tengah lapangan sehingga anak kamanakan bisa untuk berteduh, batang untuk bersandar, dahan untuk bergantung," ujar Yusri.