Riau tidak buru-buru terapkan PPKM meski kasus COVID-19 naik, begini strateginya

id covid riau,wagub riau,pemberlakuan pembatasan pergerakan masyarakat,ppkm,berita riau antara,berita riau terbaru

Riau tidak buru-buru terapkan PPKM meski kasus COVID-19 naik, begini strateginya

Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution di Kota Pekanbaru. (ANTARA/HO-Diskominfotik Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau menyatakan tidak terburu-buru menerapkan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) meski kasus COVID-19 meningkat.

"Ada kecenderungan (kasus) COVID-19 meningkat dalam tiga hari ini, tapi kita masih evaluasi. Yang penting tetap kita tekankan dan perketat 4M di masyarakat, yaitu menggunakan masker, selalu mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan," kata Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution usai mengikuti Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 secara virtual yang dipimpin oleh Kemenko Maritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan di Pekanbaru, Jumat.

Menurut Wagub, pemerintah pusat juga meminta pemerintah daerah dalam memutuskan PPKM perlu melihat situasi perkembangan kasus COVID-19 masing-masing. Selain melihat tren peningkatan kasus baru, kebijakan PPKM diambil apabila kasus kematian juga naik dan ketersediaan ruang isolasi serta ventilator di rumah sakit rujukan COVID-19.

"Kita belum PPKM, prioritas masih di Jawa dan Bali," ujarnya.

Meski begitu, ia meminta masyarakat untuk meningkatkan disiplin protokol kesehatan guna mencegah penyebaran wabah mematikan tersebut. Sebab, keberhasilan dalam penanggulangan pandemi COVID-19 perlu keterlibatan semua pihak.

"Masalah COVID-19 ini tak boleh satu pihak pemerintah saja, semua harus ikut serta, COVID-19 ini nyata," ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau hingga Jumat siang kasus kumulatif COVID-19 di Riau mencapai 24.932 orang dengan tingkat kesembuhan di atas 90 persen. Sementara itu, jumlah kasus kematian ada 583 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan pasien COVID-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit rujukan ada 467 orang. Sedangkan pasien yang isolasi mandiri ada 799 orang.

"Jumlah keterisian ruang isolasi di rumah sakit sekitar 30 persen. Ini artinya untuk ketersediaan kamar kita masih cukup besar, namun kita tentu berharap jangan sampai penuh," kata Mimi.

Baca juga: Vaksin COVID-19 Merah Putih, kemandirian saintis

Baca juga: Kerja keras pemerintah dan sekolah kala pandemi COVID-19

Baca juga: 3.000 petugas kesehatan bakal divaksinasi COVID-19 di Bengkalis