Pekanbaru (ANTARARIAU News) - Para pedagang sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru, Riau, khawatir pasokan sayuran terhenti akibat gempa yang dirasakan di Bukittinggi, Sumbar.
"Kami khawatir saja kalau besok pasokan sayuran terhenti karena gempa di Aceh terasa juga di Padang dan Bukittinggi," kata Syamsir (49) pedagang sayuran di Pasar Rumbai dihubungi di Pekanbaru, Rabu malam.
Dia mengatakan, ketika gempa terjadi di Sumbar akhir September 2009 bahwa pasokan sayuran putus karena mayoritas petani masih merasakan trauma dan mereka malas memetik hasil.
Sedangkan sayuran yang dijual di sejumlah pasar tradisional dan swalayan di Kota Pekanbaru dipasok dari Sumbar seperti dari Payakumbuh, Bukittingi, Solok yang merupakan sentra pruduksi tanaman.
Masalah tersebut terkait Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pekanbaru menyatakan gempa bumi berpusat di Provinsi Aceh sekitar pukul 15.38 WIB.
Selain itu, gempa tersebut berkekuatan 8,5 SR juga mengguncang hingga enam provinsi di Sumatera, yakni Aceh, Bengkulu, Lampung, Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Riau.
Bahkan gempa tektonik itu berlokasi di 2.31 Lintang Utara (LU), 92,67 Bujur Timur (BT) atau sekitar 146 Barat Daya Simelue, Aceh dengan kedalaman 10 kilometer, tapi BMKG menyatakan gempa itu berpotensi menimbulkan tsunami.
Namun kekhawatiran pasokan itu juga disampaikan pedagang lainnya, Nursal (48) pedagang di Pasar Kodim dan Ismail (39) penjual sayuran di Pasar Pusat Pekanbaru.
Ismail mengatakan, semoga saja petani di Bukittingi dan Solok tidak trauma dengan gempa maka pasokan sayuran lancar menuju Pekanbaru.
Sejumlah sayuran yang dipasok dari sentra produksi tersebut dibawa ke Pekanbaru diantaranya kembang kol, buncis, kacang panjang, pakis, bayam merah, wortel dan seledri.
Sebelumnya, gempa bumi di Aceh dirasakan sangat kuat di Kota Bukittinggi, puluhan warga yang sedang beraktivitas terutama di gedung bertingkat seperti di Plaza Ramayana berhamburan keluar, mereka berlarian ke luar dan berkumpul di Taman Jam Gadang di kota itu.
Saat gempa terjadi pertama sekitar pukul 15.38 WIB itu, warga langsung berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri, beberapa menit kemudian, warga tidak lagi berani masuk rumah.
Sementara itu, puluhan karyawan di Plaza Ramayana, Pasar Atas dan warga Kota Bukittinggi lainnya, khusus yang berada di bangunan bertingkat juga enggan masuk ruangan, setelah tidak terasa gempa mereka kembali beraktivitas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bukittiggi, Zulfider menyebutkan, pihaknya belum mendapatkan laporan adanya terjadi kerusakan bangunan akibat gempa tersebut.