Disdukcapil Inhil jemput bola untuk tingkatkan jumlah perekam e-KTP

id Disdukcapil Inhil,Kepala Disdukcapil Inhil, Mizwar Efendi,Sekretaris Disdukcapil Inhil, Nursal Sulaiman,inhil,perekaman e-ktp

Disdukcapil Inhil jemput bola untuk tingkatkan jumlah perekam e-KTP

Proses perekaman e-KTP di Kecamatan Mandah beberapa waktu lalu dengan menerapkan Pokes COVID-19. (ANTARA/Disdukcapil Inhil)

Tembilahan (ANTARA) - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten IndragiriHilir melakukan jemput bola untuk meningkatkan jumlah perekam e-KTP di daerah setempat.

Kepala Disdukcapil Inhil, Mizwar Efendi melalui SekretarisNursal Sulaiman, Sabtu, mengatakan bahwa program tersebut telah berjalan sejak September 2020 hingga kini dan pihaknya telah mengunjungi 15 dari 20 kecamatan yang ada di Inhil.

“Program berjalan sejak September lalu, sampai sekarang kami telah mengunjungi 15 kecamatan yang ada di Inhil. Targetnya 18 kecamatan, minus Kecamatan Tembilahan dan Kecamatan Tembilahan Hulu yang dekat dengan Disdukcapil Inhil. Targetnyasampai akhir Desember ini,” sebut Nursal.

Mantan Kabag Humas Setda Inhil ini mengakui bahwa program jemput bola ini sangat disambut hangat oleh masyarakat di kecamatan-kecamatan.

“Kalau masyarakat sangat antusias karena e-KTP ini sangat dibutuhkan untuk kegiatan apa saja sekarang ini, apalagi yang sifatnya berhubungan dengan pihak pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga yang administrasinya rapi bakal tetap e-KTP menjadi rujukan pertama karena secara nasional kita sudah menerapkan single identity number,” sebut Nursal.

Oleh karena tingginya antusias masyarakat tersebut, target awal perekaman e-KTP dapat dengan mudah terlampaui. “Jadi kita sesungguhnya sudah over target, tetapi kita tetap jalan sebanyak-banyaknya yang bisa merekam tetap dilayani siang dan malam. Hasil yang didapat dengan turun jemput bola tersebut sudah mencapai 8.743 orang. Sebetulnya target kita kemaren itu hanya 7500 orang,” sebut Nursal.

Kendala yang dihadapi oleh Tim Disdukcapil Inhil di lapangan adalah sulitnya jaringan sehingga tidak semua e-KTp milik masyarakat yang telah direkam langsung bisa dicetak. Selain itu, singkatnya waktu dan minimnya biaya yang dimiliki.

“Kendala jaringan, selain itu singkatnya waktu sesuai biaya yg tersedia pada kami, sementara warga banyak antrian sampai malam. Seperti di Kemuning kemaren, kami terpaksa kami turun dua gelombang, karena ramai. Sementara utk sekali tim turun hanya tiga hari jadwalnya,” sebut Nursal.

Dia juga menuturkan bahwa pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan (Prokes) sesuai anjuran untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. “Di tengah pandemi seperti ini, tentunya kami tetap mengutamakan penerapan Prokes,” tukasnya.