Pastel durian "frozen bells kitchen", mendulang asa lewat kemitraan Pertamina

id Umkm,Pertamina, pastel durian

Pastel durian "frozen bells kitchen", mendulang asa lewat kemitraan Pertamina

Proses pembuatan pastel durian (ANTARA/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Setahun terakhir, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pastel durian frozen (beku) berkembang pesat. Produksinya terus meningkat tajam mencapai 500 persen dibanding sebelumnya.

Home industri dengan brand pastel durian frozen bells kitchen yang dimilikiRamna (48) itu berlokasi di Jalan Suka Karya, Perumahan Graha Bangun Permai blok G 20, Kabupaten Kampar, Riau.

Ramna kini sudah jadi enterpreneur. Ia semakin sibuk melayani pesanan yang berdatangan dari dalam maupun luar kota, baik secara offline maupun daring.

Bahkan usaha pastel durian frozen bells kitchen itu sudah masuk menjadi salah satu dari 100 UMKM di Indonesia, yang ikut pada ajang Pertamina SMEXPO 2020 yang digelar 9-11 September 2020.

SMEXPO digelar sebagai wadah bagi UMKM mitra Pertamina memasarkan produk-produknya. Iven ini menjadi jembatan bagi pelaku UMKMuntuk memasarkan produknya secara nasional maupun internasional.

Mengunjungi usaha pastel satu-satunya di Riau ini, suatu keberuntungan, karena bisa langsung melihat proses pengolahan, menikmati pastel durian hangat yang baru diangkat dari penggorengan. Aroma perpaduan kulit pastel yang garing ditambah lumernya durian terasa nikmat di mulut hingga membuat ketagihan.

Dapur industri rumahan itu kini tampak rapi, bersih, luas dan higienis, menyatu dengan galeriproduk ke depan pintu masuk, yang dipajangi dua buah freezer ukuran besar berisi ratusan kotak pastel durian beku.

"Produk pastel durian frozen selalu tersedia di lemari pendingin setiap hari, siap meluncur kapan saja memenuhi pesanan pelanggan baik dari dalam maupun luar kota," kata Ramna sambil memamerkan isi freezernya.

Kenalkan frozen

Ramna memulai debutnya sebagai pedagang kue basah sejak 2008, untuk dititipkan di warung-warung pagi kemudian mengutipnya pada sore hari, kadang habis kadang bersisa. Semua ini demi membantu ekonomi keluarga yang terbilang pas-pasan.

Karena tidak banyak membantu, maka tahun 2017 Ramna banting setir membuat pastel isi durian dalam bentuk beku.

Dengan kondisi modal terbatas, tamatan D2 jurusan tata boga perhotelan itu berharap pada usaha barunya, sehingga mulai memperkenalkan pastel frozen durian ke kolega dan tetangga walau sering mendapat penolakan karena kebanyakan pastel berisi sayuran atau mi.

Ia sampai menumpang menggoreng di dapur masyarakat atau tetangga dan mempersilahkan mencicipi gratis.

"Saya mau mengubah pola pikir masyarakat, bahwa frozen makanan yang tidak meski habis saat itu, namun bisa disimpan," katanya.

Usaha ini tidak sia-sia hingga akhirnya warga mulai menyukai dan mempromosikan dari mulut-ke mulut. Lama-kelamaan karyanya diterima masyarakat dan digandrungi.

Mitra Pertamina

Kini pastel durian frozen bells kitchen mulai dikenal. Permintaan terus mengalir. Seiring waktu,Ramna mulai kewalahan melayani pesanan akibat keterbatasan modal.

Ia bingung kemana harus mendapatkan modal untuk pengembangan dapurnya yang sempit, peralatan seperti mixer, lemari pendingin seadanya, belum lagi biaya pengurusan legalitas home industri seperti izin Dinkes dan BPOM sebagai syarat kelayakan edar produk UMKM.

Hingga seorang sahabat menyarankan menghubungi Pertamina. Dengan bermodalkan optimis, wanita kelahiran Langgam 6 September 1972 itu, membangun komunikasi dengan Pertamina.

"Saya ingin membuktikan ke semua orang bahwa Pertamina hadir untuk bangsa dan anak negeri dengan ketulusan untuk melayani," kisahnya.

Apa yang diimpikannya ternyata terwujud, lalu proses pengusulan proposal dan progres usahanya diajukan ke Pertamina.

Setelah menanti dengan gundah gulana selama tiga bulan, doa Ramna terjawab. Pada Maret 2019 Ramna resmi menjadi mitra binaan Pertamina, dan mendapatkan kucuran dana segar sebesar Rp120 juta, berbunga ringan dengan cicilan pengembalian selama tiga tahun.

Bantuan ini lalu diinvestasikan untuk merenovasi gerai pastel durian frozen bells kitchen, seperti dapur agar memadai, membeli lemari pendingin berbentuk freezer, mesin penggiling kulit, mixer besar dan peralatan, bahan baku untuk membuat produksi dalam jumlah banyak, termasuk biaya pengurusan berbagai izin usaha dan BPOM setempat.

Omzet meningkat

Bantuan modal yang didapat Ramna datang di waktu yang tepat, saat pelanggan mulai menggandrungi panganan rasa durian itu, ia mampu memenuhi pesanan yang datang dari Kota Pekanbaruserta kabupaten lainnya di Riau, omzetpun naik tajam dari 10 kotak per hari menjadi 50 kotak. Harga cukup ringan di kocek anak kos karena hanya dibandrol Rp30 ribu per kotak berisi 15 potong.

"Dengan menggunakan modal dari Pertamina, saya tertolong dan tidak takut lagi menerima pesanan banyak, omzet meningkat dari 300 kotak per bulan menjadi 1.500 kotak per bulannya," katanya.

Bahan baku yang digunakan juga meningkat dari 2 kg terigu dan satu buah durian per harinya, menjadi 10 kg dan 10 buah. Demikian juga untuk pekerja, awalnya butuh tenaga dua orang kini ditambah menjadi tujuh orang ibu-ibu.

Marlina (40), salah satu ibu rumahtangga yang ikut bekerja di dapur pastel frozen durian bersyukur, ia bisa mendapat upah Rp4.000 per kotak pastel durian frozen.

"Lumayan untuk menambah pendapatan keluarga, daripada di rumah saja," kata Marlina.

Pemberian bright gas kepada masyarakat. (ANTARA/Vera Lusiana)


Beralih ke Bright Gas

Sebagai UMKM yang mulai berkembang Ramna juga semakin banyak membutuhkan elpiji dalam memproduksi pastel frozen duriannya.

Jika selama ini saat produksi masih sedikit, ia tercukupi dengan dua tabung elpiji ukuran 3 kg dalam sehari.

Kini dengan lonjakan produksi yang mencapai lima kali lipat, Ramna tidak bisa berharap banyak pada si melon. Selain sulit mendapatkan dalam jumlah banyak, ia juga direpotkan harus antri ke pangkalan untuk mendapatkan satu tabung saja. Hal ini akan memakan waktu sedangkan proses pengerjaan pesanan harus digesa.

Maka Ramna berinisiatif menggantikan penggunaan elpiji 3kg beralih ke bright gas 5,5 kg.

"Kalau habis , isi ulangnya mudah didapat di mana saja, yang melon harus ke pangkalan kadang sudah habis," katanya.

General Manager Pertamina MOR I, Gema Iriandus Pahalawan mengatakan, keunggulan bright gas dua kali lebih aman dari pada tabung elpiji biasa. Selain itu, si pinky juga sudah dilengkapi dengan segel hologram, sehingga isinya lebih terjamin dan konsumen bisa langsung mengetahui apakah tabung elpiji tersebut asli atau tidak.

"Paling utama adalah teknologi valve ganda yang berfungsi mengurangi tekanan gas berlebih," kata Gema.

Bagi para perempuan, bright gas juga menawarkan kenyamanan karena mudah dibawa dan tersedia di SPBU dan outlet terdekat.

"Bahkan tersedia layanan antar via kontak Pertamina 1500000," katanya.

Bertahan saat pandemi

Wabah COVID-19 telah meluluhlantakkan semua sektor, tidak terkecuali usaha Ramna. Namun oleh-oleh khas Riau itu masih bisa bertahan. Semua berkat kegigihan Ramna di bawah binaan Pertamina dengan slogan"ketulusan untuk melayani".

Pengalaman dan teknik marketing yang ditularkan oleh tim handal kemitraan Pertamina membuat Ramna tangguh tidak cengeng dan menyerah pada keadaan, akan tetapi terus berinovasi mencari jaringan pemasaran baik secara offline maupun daring (online).

"Alhamdulillah sejak ada COVID-19 masih ada pesanan 200-300 kotak per bulan, walau menurun dari sebelumnya namun masih cukup untuk biaya hidup," kata dia.

Bahkan Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution belum lama ini menyebutkan,semua Usaha Mikro Kecil Menengah terhempas akibat wabah COVID-19 yang mematikan itu.

Jumlah Industri Kecil Menengah (IKM) dan UMKM di Provinsi Riau saat ini mencapai 273.106 unit. Dengan rincian IKM sebanyak 10.106 unit atau 98,36 persen dari total industri yang jumlahnya sebesar 10.274 unit dan UMKM sebanyak 263 unit.

"Dari jumlah tersebut sebagian sudah ada yang terdampakpandemi COVID-19, hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua," katanya.

Wagub mengapresiasi kepedulian BUMN seperti Pertamina yang turut membantu memulihkan kembali sebagian sektor IKM dan UMKM di Provinsi Riau.

Program Pertamina

Berdasarkan data yang dikeluarkan LIPI di akun resminya Lipi.go.id, dampak pendemi COVID-19 terhadap UMKM sangat besar salah satunya, penurunan penjualan hingga 94,69 %. Hal ini dialami sebagian besar pengusaha offline hingga 47,44 persen , penurunan omset penjualan sebesar 75 persen serta prediksi usaha yang tutup setelah November 2020 yakni 72,02 persen.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pertamina menggelontorkan Program Kemitraan Pinky Movement,yaitu pemberian permodalan pinjaman kredit bergulir super lunak, berikut pembinaannya kepada para UMKM. Serta mendorong menggunakan elpiji non subsidi bright gas. Bantuan permodalan dengan nilai pinjam maksimum Rp200 juta, masa pengembalian pinjaman maksimal 36 bulan dengan jasa administrasi 3 persen saldo menurun per tahun.

General Manager Pertamina MOR I, Gema Iriandus Pahalawan mengatakan, Program Kemitraan Pinky Movement hadir, demi mendukung UMKM bangkit dari tekanan ekonomi akibat pandemi.

"Program Kemitraan Pinky Movement memberikan permodalan bergulir super ringan, yang sangat dibutuhkan UMKM untuk bangkit kembali. Hal ini perlu guna menjalankan pembinaan dan pengembangan usaha bagi pelaku UMKM binaan," ‎sebut Gema.‎

Dalam Program Kemitraan Pinky Movement Gema mengatakan, Pertamina mendorong UMKM untuk menggunakan elpiji non subsidi, melalui program konversi elpiji 3 kg ke bright gas.

"Program konversi dilakukan karena UMKM yang handal, tidak bergantung pada barang-barang bersubsidi," tutur Gema.

Pastel durian yang disimpan di lemari pendingin. (ANTARA/Vera Lusiana)


Bantuan kemitraan meningkat

Secara keseluruhan bantuan kemitraan yang digelontorkan oleh Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, di wilayah kerjanya yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumbar, Riau dan Kepri, tiap tahun meningkat baik UMKM penerima juga nominal yang dikucurkan.

Program kemitraan ini, ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil mitra binaan Pertamina agar menjadi tangguh, mandiri sekaligus memberikan multiplier effect, bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasi Pertamina.

Pola pendampingan, pembinaan dan pelatihan yang terarah, serta pemberian fasilitas promosi dan pengembangan pasar dalam ajang pameran, merupakan salah satu cara dalam mendampingi mitra binaan Pertamina untuk tumbuh dan berkembang.

Para mitra binaan tersebut juga berpeluang untuk memberdayakan potensi dan kondisi ekonomi, sosial lingkungan masyarakat di wilayahnya, dengan fokus diarahkan pada pengembangan ekonomi kerakyatan untuk menciptakan pemerataan pembangunan.

Unit Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region ( MOR) I, Roby Hervindo mengatakan, pada tahun 2020 ini Pertamina sudah menyalurkan bantuan modal, untuk kemitraan bagi UMKM di Riau sebesar Rp3.550.000.000, naik menjadi Rp920.000.000 dibanding tahun sebelumnya.

"Sejauh ini untuk wilayah Riau sudah disalurkan bantuan kemitraan Rp3.550.000.000. Nilai ini meningkat dari tahun 2019 hanya sebesar Rp2.630.000.000," kata Roby Hervindo.

Tidak berhenti sampai di situ, menurut Roby, penyaluran bantuan kemitraan masih akan terus bertambah hingga akhir tahun 2020. Terutama di masa pandemi COVID-19 yang telah berdampak berat bagi UMKM, untuk bisa bangkit karena modal yang dimiliki sudah habis tergerus oleh kebutuhan.

"Kami harapkan penyaluran bisa bertambah sampai akhir tahun nanti," katanya.

Kata Roby, dalam memilih UMKM yang berhak mendapatkan bantuan program kemitraan, Pertamina tetap melakukan seleksi dengan beberapa kriteria yakni,

usahanya masuk kategori UMKM, sudah berjalan minimal 6 bulan, memiliki agunan, usaha milik sendiri, tidak sedang menerima program serupa dari BUMN lain.

Sedangkan prosedur pengajuan pinjaman modal program kemitraan Pertamina caranya, mengisi formulir pendaftaran dengan lengkap, mengirim formulir lengkap ke kantor Pertamina, setelah diseleksi administrasi dan dinyatakan lengkap, akan dilakukan survey ke lokasi usaha.

"Jika hasil survey layak, maka disusun perjanjian kerja sama (PKS), penandatanganan dan serah terima transfer dana pinjaman.

Selain permodalan bergulir, Pertamina juga ada program kemitraan memberi pembinaan dan bantuan pengembangan usaha. Baik dalam bentuk pelatihan maupun promosi, semuanya gratis.

"Jadi tujuan utama program kemitraan Pertamina adalah aktif melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, khususnya di bidang pengembangan UMKM. Karena UMKM merupakan sokoguru perekonomian Indonesia," tutup Roby.