Memutus Covid di tengah perkebunan sawit

id Pekanbaru, Riau, PTPN,PTPN V

Memutus Covid di tengah perkebunan sawit

PTPN V berkomitmen mencegah, menangani, dan memutus rantai penyebaran Covid-19 di seluruh areal unit usaha. (ANTARA/Anggi Romadhoni)

Pekanbaru (ANTARA) - Dua perempuan tampak siaga di gerbang masuk berpalang besi. Di antara mereka, terlihat beberapa lelaki berbadan tegap mendampingi.

Dengan sigap, mereka menghentikan setiap kendaraan yang mendekat. Para pengendara yang mayoritas adalah direksi, karyawan dan anggota keluarga perusahaan perkebunan sawit itu mahfum dengan apa yang mereka hadapi tersebut.

Termasuk ketika sebuah alat pengukur suhu,thermo gun tiba-tiba ditodongkanke bagian kepala atau telapak tangan. Atau, ketika mereka diminta turun, meski terkadang harus sedikit memaksa, untuk mencuci tangan dengan sabun di tempat yang telah disediakan.

Alat pencuci tangan itu pun dibuat sedemikian rupa sehingga tak perlu menggunakan tangan untuk membuka keran. Alat pencuci tangan yang dikreasikan secara mandiri oleh setiap unit perkebunan sawit tersebut hanya perlu menggunakan kaki untuk menginjak dan mengeluarkan air dari keran.

Hal itu terlihat biasa dan sederhana namunsangat efektif saat perusahaan perkebunan sawit milik negara yang beroperasi di Riau itu dalam komitmen tinggi untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran virus corona.

Rangkaian kegiatan di atas merupakan rutinitas para direksi, karyawan dan keluarga karyawan PT Perkebunan Nusantara V. Sejak awal pandemi melanda, perusahaan memberlakukan protokol kesehatan begitu ketatnya.

Para wanita dilengkapi pengukur suhu itu adalah petugas medis perusahaan perkebunan sawit dan karet milik negara terbesar di Riau tersebut. PT Perkebunan Nusantara V sadar, meskipun areal operasional jauh dari hiruk pikuk manusia, namun tetap harus menerapkan kebijakan dan protokol kesehatan ketat sejak awal pandemi COVID-19 melanda.

Kebijakan dan langkah strategis itu menjadi benteng perusahaan perkebunan sawit dan karet yang beroperasi di Provinsi Riau tersebut dalam mencegah, menangani, dan memutus rantai penyebaran COVID-19.

CEO PTPN V Jatmiko K Santosa di Pekanbaru, Selasa, mengatakan persamaan mindset atau pola pikir, bahwa segenap direksi hingga karyawan adalah orang tanpa gejala (OTG), menjadi langkah awal yang diterapkan perusahaan.

"Tidak ada yang pernah menyangka dan mengira seseorang membawa penyakit atau terinfeksi virus. Persis yang dikatakan dokter, kita semua harus menganggap sebagai OTG (orang tanpa gejala). Asumsi itu yang kita gunakan," kata dia.

Tanpa disadari, ia mengatakan seorang OTG memiliki potensi untuk menularkan virus ke orang lain, termasuk keluarga di rumah. Dengan begitu, setiap karyawan hingga direksi akan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat tanpa perlu paksaan.

Persamaan mindset tersebut selanjutnya didukung dengan kebijakan berupa kewajiban memakai masker, pembatasan dan pemeriksaan akses keluar masuk perusahaan, hingga menyediakan fasilitas-fasilitas pencegahan seperti tempat cuci tangan, disinfektan chamber, penyemprotan disinfektan massal serta pemberian masker, vitamin, dan obat-obatan.

Seluruh rangkaian penerapan protokol kesehatan itu disingkat dengan 4M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan membiasakan hidup sehat.

Seluruh langkah itu yang kemudian menjadi kunci keberhasilan PTPN V saat mendapat ujian cukup berat kala sedikitnya 21 karyawan dan anggota keluarga perusahaan di unit kebun Sei Rokan, Kabupaten Rokan Hulu terkonfirmasi positif COVID-19.

Jatmiko mengisahkan, kejadian tersebut terungkap setelah perusahaan melakukan tracing, usai salah satu anggota keluarga karyawan perusahaan, dijangkiti virus yang kini telah menjadi pandemi global tersebut.

Dengan dukungan direksi PTPN V, perusahaan pun bergerak cepat dengan kembali melakukan tes usap (swab test) serta tes cepat atau rapid test massal. Sebanyak 215 karyawan dan 167 anggota keluarga karyawan Sei Rokan dilakukan tes usap dan tes cepat massal.

Tes usap dilaksanakan kepada karyawan dan anggota keluarga yang memiliki kontak erat, sementara tes cepat dilakukan kepada seluruh karyawan dan anggota keluarga di lingkungan unit kebun Sei Rokan. Hasilnya, didapati 21 karyawan dan anggota keluarga positif COVID-19.

"Mereka yang terkonfirmasi positif langsung diberikan penanganan medis oleh perusahaan," jelasnya.

Sementara para pasien mendapat penanganan medis, manajemen perusahaan pun memperketat penerapan protokol kesehatan, termasuk mengeluarkan kebijakan melaksanakan work from home bagi karyawan kantor unit kebun Sei Rokan.

"Alhamdulillah, dalam waktu dua pekan, sebanyak 19 pasien yang terkonfirmasi positif telah sembuh dan kembali ke rumah. Ini artinya, tingkat kesembuhan kita lebih tinggi dari rata-rata nasional," urainya.

Jatmiko mengaku sangat bersyukur seluruh karyawan dan manajemen perkebunan unit Sei Rokan telah menerapkan protokol kesehatan ketat sehingga upaya memutus penyebaran COVID-19 berhasil dihentikan.

"Tidak ada yang pernah menyangka dan mengira seseorang membawa penyakit atau terinfeksi virus. Saya yakin jika lakukan sesuai prosedur, maka Insya Allah kita semua terhindar dari corona," ujarnya mengingatkan.

Lebih jauh, ia mengatakan bahwa karyawan adalah aset berharga perusahaan. Untuk itu, dia mengatakan PTPN V dalam beberapa waktu terakhir terus gencar melaksanakan tes usap dan tes cepat terhadap ribuan karyawan perusahaan, terutama di daerah operasional yang dinilai rawan.

Sedikitnya tercatat 2.699 kali pemeriksaan kesehatan COVID-19 terdiri dari 2.428 tes cepat dan 1.012 kali tes usap dilaksanakan perusahaan holding perkebunan tersebut. Seluruh tes itu dibiayai perusahaan dengan nominal mencapai Rp 2,8 miliar.

Melalui pemeriksaan tes massal itu, PTPN V berharap upaya pencegahan dan penyebaran bisa ditekan seoptimal mungkin.

Baca juga: Sambangi PTPN V, Alfedri minta perusahaan benar-benar terapkan protokol kesehatan

Jatmiko mengatakan saat ini perusahaan terus meningkatkan pemberlakuan pembatasan keluar masuk di lingkungan Perusahaan. Karyawan dan keluarganya hanya dibenarkan keluar untuk keperluan mendasar. Sedangkan pihak luar, tidak diperkenankan masuk tanpa izin dan pemeriksaan.

Selain itu, aktivitas pabrik juga menjadi perhatian. Setiap truk pengangkut tandan buah sawit (TBS) harus disemprot disinfektan sebelum masuk ke dalam kawasan pabrik pengolahan.

Jatmiko mengatakan standar tinggi penerapan protokol kesehatan ketat diterapkan di seluruh unit kebun dan pabrik kelapa sawit perusahaan yang tersebar di enam kabupaten di Riau.

Penerapan protokol kesehatan tinggi itu pun menarik perhatian Bupati Siak, Alfedri saat mengunjungi salah satu unit kebun perusahaan tersebut di Sei Buatan Distrik Timur, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, medio pekan ini.

Baca juga: Digitalisasi teknologi PTPN V

Dalam pesannya, Alfedri turut mengimbau agar perusahaan lainnya yang beroperasi di Kota Istana, julukan Kabupaten Siak, dapat mencontoh dan mengaplikasikan konsistensi standar protokol kesehatan tinggi, terutama seperti yang diterapkan di kebun PTPN V Sei Buatan Distrik Timur.

"Saya berharap konsistensi PTPN V dalam menjalankan protokol kesehatan COVID-19 dapat diaplikasikan oleh perusahaan lainnya di Siak, kita harus menjadi pelopor" kata dia.

Alfedri mengatakan bahwa komitmen dan konsistensi merupakan satu-satunya jalan untuk dapat memutus mata rantai penyebaran pandemicorona yang telah mewabah di seluruh penjuru dunia tersebut.

"Menjalankan komitmen penerapan protokol COVID-19 adalah satu-satunya jalan untuk dapat memutus mata rantai penyebaran pandemi," ujar Bupati.

Sejauh ini PTPN V telah menggelontorkan anggaran hingga Rp4,9 miliar untuk mencegah dan menangani pandemi COVID-19, baik yang dikeluarkan guna mengantisipasi dan mengendalikan upaya pemutusan mata rantai virus di lingkungan perusahaan, serta membantu pemerintah setempat dalam menghadapi pandemicorona.

Baca juga: Strategi PTPN V mengukir prestasi di tengah pandemi