Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan membeberkan sejumlah keuntungan yang bisa diraih investor jika berinvestasi dalam instrumen Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 017 di tengah pandemi COVID-19, sekaligus berkontribusi membantu negara menangani dampak virus corona jenis baru ini.
"Satu sisi investasi, sisi lain menumbuhkan semangat gotong royong, sama-sama bahu membahu mengatasi dampak pandemi COVID," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Restrukturisasi kredit 131.343 debitur Riau terdampak COVID-19 disetujui
Dalam bincang-bincang IDX Channel secara virtual itu, ia mengungkapkan keuntungan investasi ORI diantaranya pokok dan imbal hasil yang dijamin negara karena setiap tahun dianggarkan sehingga aman dari risiko gagal bayar.
Selain itu, imbal hasil dibayar rutin setiap bulan dan memberikan ketetapan imbal hasil karena kupon sudah dipatok sebesar 6,4 persen untuk ORI seri 017.
Jika investor sewaktu-waktu membutuhkan dana segar, lanjut dia, investasi itu bisa diperjualbelikan di pasar sekunder setelah mengendap selama dua bulan masa holding period dengan potensi harga yang masih menarik.
"Jika di pasar sekunder (harganya) lebih tinggi, maka ada capital gain didapatkan investor," imbuhnya.
Untuk menarik minat calon investor, pemerintah mempermudah proses pembelian sesuai dengan era kekinian yakni dalam jaringan (online) yang ditargetkan juga memperluas investor kalangan milenial.
Deni menjelaskan berdasarkan data penerbitan ORI seri sebelumnya, jumlah investor meningkat mencapai 260 ribu orang yang mayoritas adalah kalangan milenial.
Kemudahan lainnya yakni minimum pembelian mencapai Rp1 juta dan maksimum Rp3 miliar dengan jangka waktu jatuh tempo tiga tahun.
Pemerintah optimistis ORI-017 ini diserap pasar secara maksimal karena dana masyarakat di perbankan, lanjut dia, dinilai melimpah.
Adapun mitra distribusi penjualan ORI-017 ini bisa didapatkan di 16 bank, empat perusahaan efek, tiga perusahaan efek khusus dan dua perusahaan teknologi keuangan (fintech) secara daring.
Baca juga: OJK Riau proses berkas lima calon Dirut BRK
Baca juga: OJK sebut literasi keuangan di Riau rendah, hanya 29 persen
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Berita Lainnya
Presiden Jokowi janjikan mobil listrik untuk praktikum SMK Mamuju
23 April 2024 17:03 WIB
KPK setor Rp2,1 miliar sebagai uang pengganti terpidana Trisna Sutisna
23 April 2024 16:58 WIB
Korsel sebut rezim Korut akan berakhir jika mencoba gunakan senjata nuklir
23 April 2024 16:52 WIB
28 pesawat tiga matra TNI siap lakukan atraksi udara HUT RI di Kota Nusantara
23 April 2024 16:47 WIB
Kemlu imbau WNI di Taiwan agar tetap waspada gempa susulan
23 April 2024 16:35 WIB
Pemerintah adopsi inisiatif global tentang perlindungan anak di ruang digital
23 April 2024 15:50 WIB
PUPR: Sumber daya air jadi prioritas dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara
23 April 2024 15:37 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno apresiasi program The Power of Emak-Emak
23 April 2024 15:18 WIB