COVID-19 mulai berdampak, Riau alami deflasi -0,26 persen pada April

id deflasi,ekonomi riau,dampak wabah corona,covid 19,bps,berita riau antara,berita riau terbaru

COVID-19 mulai berdampak, Riau alami deflasi -0,26 persen pada April

Sejumlah pengendara melintas dengan kondisi jalan yang terlihat lengan di Pekanbaru, Riau. PSBB di Kota Pekanbaru diterapkan pada 1-14 Mei 2020. (ANTARA/Rony Muharrman)

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Provinsi Riau mengalami deflasi sebesar -0,26 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,18 pada bulan April 2020, dan pandemi COVID-19 turut andil dalam hal ini.

"Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar -1,05 persen, diikuti kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -1,03 persen dan kelompok transportasi sebesar -0,31 persen," kata BPS Riau, Misfaruddin di Pekanbaru, Senin (4/5).

Deflasi dinilai merupakan pengaruh dari wabah COVID-19 yang mulai terasa pada bulan April. Sejak mulai ditemukan kasus positif virus Corona di Riau pada akhir Maret, aktivitas warga lebih banyak di rumah. Kemudian Kota Pekanbaru memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat aktivitas di bandara, terminal dan pelabuhan dihentikan sementara melayani penumpang sejak April. Selain itu, banyak restoran, rumah makan dan pusat perbelanjaan tutup saat PSBB.

Misfaruddin menjelaskan, BPS menghitung tingkat deflasi Riau dari IHK tiga kota besar, yakni Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan. Hasilnya, dua kota mengalami deflasi dan satu kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami deflasi yaitu Kota Pekanbaru sebesar -0,34 persen dan Kota Dumai sebesar -0,19 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi yaitu Kota Tembilahan sebesar 0,43 persen.

Menurut dia, sebenarnya masih ada lima kelompok mengalami inflasi pada April, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,21 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok kesehatan dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya masing-masing sebesar 0,03 persen.

Sedangkan tiga kelompok lainnya yaitu kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran relatif stabil dibanding bulan sebelumnya.

Komoditas yang memberikan andil penurunan harga pada April 2020, antara lain cabai merah, daging ayam ras, biaya pulsa ponsel, ayam hidup, cabai rawit, angkutan udara, ikan tongkol, bawang putih, ikan patin dan cabai hijau.

Sementara komoditas yang memberikan andil kenaikan harga, antara lain bawang merah, emas perhiasan, rokok putih, gula pasir, rokok kretek filter, jengkol dan bayam.

"Inflasi Tahun Kalender Riau sebesar 0,49 persen, dan Inflasi Year on Year sebesar 1,33 persen," katanya.

Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, lanjutnya, 20 kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi di Kota Pangkal Pinang sebesar -0,92 persen, diikuti oleh Kota Gunung Sitoli sebesar -0,71 persen dan Kota Sibolga sebesar -0,66 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar -0,08 persen.

Di Indonesia, dari 90 kota yang menghitung IHK, 51 kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar -0,92 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Bogor dan Semarang masing-masing sebesar -0,02 persen.

Baca juga: Pengamat Ekonomi nilai aset properti turun drastis akibat pandemi COVID-19

Baca juga: Realisasi investasi triwulan I di Riau naik meski terjadi COVID-19, begini penjelasannya

Baca juga: Ekonomi Riau mulai terdampak COVID-19, ini desakan legislator