Jakarta (ANTARA) - Polri menegaskan bahwa penyelidikan terhadap aktivis Ravio Patra Asri adalah sebagai tindaklanjut laporan masyarakat yang menerima pesan WhatsApp berisi ajakan berbuat ricuh.
Bahkan penerima pesan tidak hanya di Jakarta, beberapa warga di daerah juga mengaku menerima pesan serupa.
"Penyidik (melakukan penyelidikan) berdasarkan laporan masyarakat yang resah. Tidak hanya di Jakarta, tapi di berbagai daerah juga mendapatkan kiriman pesan tersebut dan banyak lagi saksi yang dikirimkan pesan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono saat dihubungi ANTARA, di Jakarta, Sabtu malam.
Pihaknya pun membantah penangkapan terhadap RPA adalah tindakan mencari-cari kesalahan.
"Semua langkah penyidik untuk membuat jelas berdasarkan kejadian dan saksi, bukan karena mencari-cari (kesalahan)," ujarnya.
Jenderal bintang satu ini pun menegaskan penyelidikan kasus ini berjalan sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Sebelumnya Polda Metro Jaya menangkap aktivis Ravio Patra Asri di Jalan Blora, Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (22/4) malam. Saat hendak ditangkap, RPA sempat melawan petugas dengan dibantu temannya yang membawa kendaraan dinas diplomat.
Penyidik menangkap RPA lantaran diduga menyebarkan pesan WhatsApp berisi hasutan dan ujaran kebencian.
Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan di Polda Metro Jaya, RPA yang masih berstatus saksi, akhirnya dipulangkan.
Kendati demikian penyelidikan kasus ini masih terus berjalan. Hingga saat ini penyidik Polda Metro Jaya telah memeriksa empat saksi dan dua ahli dalam kasus ini.
Terkait indikasi pembajakan akun aplikasi pesan WhatsApp milik RPA yang diduga digunakan untuk menyebarkan pesan ujaran kebencian tersebut, Argo mengatakan penyidik masih mendalami dugaan tersebut.
"Untuk alibi akun WA (WhatsApp) RPA diretas ini sedang didalami. Karena ada beberapa keterangan yang memerlukan waktu seperti keterangan dari server WhatsApp, saksi ahli, analisis dan lain-lain," kata mantan Kabid Humas Polda Jatim ini.
Berita Lainnya
Siapa pun panglimanya sinergi TNI-Polri tetap terjalin
06 November 2021 12:00 WIB
Anggota Brimob Polda Maluku meninggal bukan akibat vaksin
08 April 2021 8:18 WIB
Penyakit Ustaz Maaher tidak bisa disebutkan, ini alasannya
09 February 2021 23:15 WIB
Ini kronologi wafatnya Ustadz Maaher At-Thuwailibi
09 February 2021 8:50 WIB
Mabes Polri ambil alih penanganan kasus tewasnya pengikut Rizieq
09 December 2020 6:18 WIB
Oknum Polres Selayar terbukti lakukan pelecehan. Ini reaksi Mabes
12 August 2020 9:28 WIB
Positif COVID-19, gadis ini gagal jadi polisi
09 August 2020 6:20 WIB
Djoko Tjandra akhirnya ditangkap
30 July 2020 23:15 WIB