Perusahaan Tertutup Mengenai Insiden Penyeberangan Harimau Sumatera

id perusahaan tertutup, mengenai insiden, penyeberangan harimau sumatera

Pekanbaru, 12/9 (ANTARA) - Perusahaan industri kehutanan PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa (MSK) bersikap tertutup dan menutupi adanya insiden harimau Sumatera yang menerkam pekerjanya di konsesi perusahaan di Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

"Perusahaan sangat tertutup dalam menyampaikan informasi dan tidak menyambut baik saat tim penanggulangan konflik WWF Riau meninjau ke lokasi," kata Humas WWF Program Riau, Syamsidar, di Pekanbaru, Senin.

Syamsidar menjelaskan tim WWF telah meninjau lokasi konflik harimau-manusia di dalam area MSK pada pekan lalu.

Namun, ia mengatakan, pihak perusahaan enggan untuk memberikan informasi, padahal hal itu sangat penting untuk melakukan identifikasi masalah untuk mencegah konflik semakin parah.

"Kami bermaksud membantu dan mengetahui sejauh mana mereka menanggulangi konflik itu, tapi kesulitan karena perusahaan sangat tertutup," ujarnya.

Menurut dia, konsesi perusahaan diketahui berada di blok hutan Kerumutan yang menjadi habitat harimau Sumatera (panthera tigris sumatrea). Perusahaan mengelola daerah itu dengan menebangi pohon untuk membuat kebun akasia.

"Aktivitas manusia yang menebangi hutan Blok Kerumutan diduga kuat menjadi penyebab konflik harimau dan manusia," ujarnya.

Menurut dia, WWF hanya mendapatkan informasi dari warga yang membenarkan bahwa konflik harimau dan manusia di konsesi MSK terjadi sejak sebelum Hari Raya Lebaran. Menurut keterangan dari warga, lanjutnya, sedikitnya ada empat warga Desa Teluk Kabung yang menjadi pekerja di perusahaan menderita luka-luka.

Konflik tersebut berlanjut mengakibatkan seorang mandor di perusahaan tersebut juga menderita luka cukup serius akibat terkaman harimau dan dirawat di RS Eka Hospital Pekanbaru.

"Kami berharap konflik bisa ditanggulangi tanpa jatuh korban lagi baik manusia maupun harimau yang merupakan satwa dilindungi," ujar Syamsidar.