Dumai, 20/6 (ANTARA) - Lembaga Swadaya Masyarakat Pecinta Alam Bahari Kota Dumai, Riau menyatakan selama kurang dari tiga bulan, sungai di kota tersebut telah menghasilkan sembilan ton sampah plastik yang menyebabkan penyumbatan saluran air.
Ketua Pecinta Alam Bahari (PAB) Dumai, Darwis Mhd Saleh, di Dumai, Senin mengatakan, jumlah tersebut masih dari sebagian wilayah sungai Dumai.
"Untuk sebagian lainnya belum kita bersihkan. Diperkirakan hasil sampah plastik dari Sungai Dumai seluruhnya mencapai lebih 20 ton," katanya.
Darwis menjelaskan, sampah plastik yang mencemari sungai Dumai kebanyakan berasal dari kapal-kapal sembako yang terus melintas di sepanjang Sungai Dumai.
Selain itu, kata dia, juga berasal dari pembuangan sampah rumah tangga khususnya warga Dumai yang berada atau tinggal di dekat sungai.
"Setiap hari pasti ada orang yang membuang sampah di sungai Dumai. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena sampah-sampah tersebut dapat mendatangkan bencana seperti banjir," katanya.
Akibat sampah plastik tersebut, kata Darwis, sejumlah saluran air yang terhubung langsung ke sungai menjadi tersumbat.
"Kondisi itu biasanya disebabkan sampah plastik yang tadinya di sungai, meluap ke daratan akibat banjir 'pasang keling' atau banjir pasang laut yang datang setiap bulannya," kata Darwis.
Selain menyebabkan banjir, menurut Darwis, sampah plastik juga mengancam tanaman bakau (mangrove) yang ada di sekitar sungai.
"Sungai Dumai sekarang sudah jadi pemandangan yang menjijikkan dan ekosistem di sungai itu sudah benar-benar rusak. Bukan itu saja, ribuan pohon mangrove terutama di bagian akarnya juga sudah terancam mati," kata Darwis.
Untuk menghindari kepunahan bakau yang kian parah, kata dia, pihaknya membentuk tim yang terdiri dari 13 orang yang siap membersihkan limbah plastik dari Sungai Dumai.
"Kita sudah melakukan pembersihan selama tiga bulan ini, dan hasilnya kita menemukan sembilan ton sampah plastik di sungai Dumai," imbuhnya.