Dua massa nyaris bentrok di Dumai terkait protes pengrusakan Sungai oleh Sinar Mas Grup

id Sungai Nerbit Dumai

Dua massa nyaris bentrok di Dumai terkait protes pengrusakan Sungai oleh Sinar Mas Grup

Massa pengunjukrasa menggotong keranda mayat dalam aksi penolakan dan protes pengrusakan Sungai Nerbit Dumai oleh Sinar Mas Grup, Senin.

Dumai (ANTARA) - Protes pengrusakan Sungai Nerbit di Kelurahan Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan makin memanas. Aksi unjukrasa kembali digelar Aliansi Masyarakat Nerbit di depan pintu utama PT Ivo Mas, namun nyaris bentrok dengan kelompok warga atas nama Gabungan 7 Suku Bersatu, Senin.

Aksi unjukrasa AMN ini digelar untuk kesekian kali. Sebelumnya warga berdemo di depan Kantor Walikota Dumai di Jalan Perwira menuntut sikap tegas pemerintah mengusut tuntas dan menangkap pengusaha penimbun Sungai Nerbit Kecil.

Bentrokan dua kelompok nyaris pecah, namun beruntung bisa diantisipasi puluhan personel kepolisian berseragam lengkap yang mengawal ketat jalannya aksi unjukrasa lanjutan AMN kepada perusahaan Sinar Mas Grup di Dumai.

Dalam aksi unras dimulai sekitar pukul 10 Wib ini, massa pendemo selain memajang poster berukuran besar terkait penolakan penimbunan sungai, juga membuat aksi simbolik dengan menggotong keranda jenazah.

Diberitakan sebelumnya, Sinar Mas Grup yang beroperasi di Kawasan Industri Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan Dumai ini diduga dengan sengaja menghilangkan Sungai Nerbit Kecil dan membangun parit berukuran kecil, akibatnya pemukiman warga kerap dilanda banjir.

Dampak lain dari penimbunan sungai ini, mematikan mata pencarian karena sungai digunakan sebagai jalur transportasi warga mengeluarkan hasil pertanian dan perkebunan.

Ketua RT 08 Kelurahan Lubuk Gaung Dumai Dodi Sutendi mengatakan bahwa akibat penimbunan sungai untuk perluasan kawasan industri Sinar Mas Grup ini juga menghilangkan kearifan lokal warga setempat.

Salah satu kearifan lokal yang hilang, diantaranya, tidak ada lagi tumbuhan alam dan hewan yang tumbuh dan hidup di sekitaran sungai.

"Perjuangan kami tidak akan surut karena ini menyangkut kepentingan umum dan kenyamanan hidup warga yang terganggu akibat penimbunan sungai," kata Dodi.

Dia mengakui sejauh ini perjuangan masyarakat belum menunjukkan titik terang meski sudah beberapa kali dilaksanakan aksi unjukrasa dan mengundang pihak berwenang lain, baik di pemerintahan daerah maupun kementerian terkait.

Pihak perusahaan diakui dia juga tidak menunjukkan itikad baik karena tidak pernah menanggapi atau merespon keluhan dan protes masyarakat.

Protes masyarakat terhadap penimbunan sungai ini dikhawatirkan meluas dan berdampak buruk terhadap kondusifitas keamanan karena berpotensi menimbulkan benturan dua kelompok massa.

Sejauh ini upaya konfirmasi ke pihak perusahaan belum berhasil karena manajemen terkesan kompak untuk bungkam dan tidak men jawab pertanyaan wartawan.