Pawanng Gajah Riau Wajib Berbahasa Inggris

id pawanng gajah, riau wajib, berbahasa inggris

Pekanbaru, 3/6 (ANTARA) - Pusat Konservasi Gajah (PKG) Provinsi Riau mewajibkan para pawang gajah (mahot) belajar bahasa Inggris untuk mempromosikan pelestarian satwa bongsor itu kepada turis mancanegara.

"Supaya mahot kita bisa lebih komunikatif kepada turis 'bule' yang datang kemari," kata Kepala PKG Riau, Muslino, di Minas, Jumat.

Ia mengakui kendala penguasaan bahasa dari mahot bisa mempengaruhi pelayanan terhadap turis yang berkunjung. Menurut dia, PKG berharap para mahot bisa memberikan penjelasan yang cukup detail mengenai gajah dan habitatnya.

"Misalkan menjelaskan perbedaan yang mudah antara gajah jantan dan betina ke turis asing," ujarnya.

Selain itu, ia juga berharap dengan penguasaan bahasa asing, maka bisa dihindari kesalahpahaman turis asing dalam melihat cara pemeliharaan gajah di PKG Riau. Ia mencontohkan, setiap mahot mampu menjelaskan penggunaan rantai untuk gajah dimaksudkan untuk keamanan semata dan tidak untuk menyiksa satwa.

"Supaya pesan benar-benar disampaikan dan tak terjadi salah persepsi," ujarnya.

Ia mengatakan sebanyak 33 pegawai di PKG, termasuk mahot, kini wajib mengikuti les bahasa Inggris di tempat itu. Lokasi belakar juga berpindah-pindah seperti dilakukan di lapangan terbuka agar suasana tetap santai dan tak membuat jenuh. "Les ini juga gratis," ujarnya.

PKG Minas kini memelihara sebanyak 23 gajah Sumatera (Elaphas Maximus Sumatranus) yang sebelumnya hidup liar dan beberapa diantaranya sempat berkonflik dengan manusia. Lokasi tersebut berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Pekanbaru.

PKG menjadi salah satu daya tarik wisata karena menyajikan atraksi pada musim liburan. Selain itu, warga juga bisa melihat kawanan gajah itu berlatih atraksi setiap hari Selasa dan Sabtu.

Tiket mengendarai gajah jinak itu juga relatif murah yakni hanya sebesar Rp5.000 per orang.