Pekanbaru (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Provinsi Riau mencatat periode Januari-September 2019 kasus narkoba di daerah itu mencapai 856 kasus dengan pelaku mencapai 1.170 orang.
"Kasus ini cukup memprihatinkan karena zat adiktif itu bisa membuat orang akan terus mengkonsumsinya sementara jaringan syaraf otaknya akan rusak dan tentu kesehatan yang bersangkutan akan terganggu dan sulit untuk beraktivitas normal," kata Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Riau, Drs. Rapiden Robertus Sagala MH, di Pekanbaru, Senin.
Rapiden Robertus Sagala mengungkapkan itu di sela Sosialisasi dan Penyuluhan Bahaya Narkoba dan HIV/AIDS yang diikuti 400 pemuda yang berasal dari SMA, Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Provinsi Riau, Relawan Muda Riau, serta Organisasi Kepemudaan (OKP).
Menurutnya, pengguna narkoba didominasi oleh kalangan usia produktif dan 70 persen pengguna narkoba adalah dari pemuda. Penyebab tingginya angka kasus narkoba di Riau disebabkan oleh letak geografis Riau yang berada di perbatasan sehingga menjadi jalur masuk peredaran narkoba.
Rapiden Robertus Sagala menjelaskan, bahwa pengguna narkoba akan sangat sulit terlepas dari bahan adiktif perusak jaringan syaraf hingga bisa mematikan itu sekalipun telah direhabilitasi.
"Maka, jalan terbaik untuk aman dan selamat dari narkoba adalah dengan menjauhinya, pencegahan akan sangat efektif dalam menekan angka kasus narkoba," katanya.
Ia memandang bahwa acara seperti ini merupakan salah satu upaya pencegahan narkoba, dan antusiasme peserta bertanya tentang bahaya narkoba itu, serta bertekad untuk menjauhi narkoba, dan caranya minimal bisa dimulai dari keluarga dan lingkungannya masing-masing.
Ia menekankan, untuk menjauhi narkoba, pemuda dapat melakukan berbagai kegiatan positif pada waktu luang dengan mengikuti pelatihan keterampilan atau membangun kegiatan komunitas yang produktif dan kreatif.
"Selain pemuda, kesadaran mental untuk menjauhi narkoba perlu ditanamkan sejak dini, hal ini menjadi tugas orangtua untuk dapat menjadi contoh teladan dan memberikan pengajaran serta pengawasan pada anak sejak usia dini," katanya.
Berita Lainnya
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke 112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB