Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta, Selasa diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan yang terjadi pada awal pekan lalu.
Pada pukul 10.45 WIB, rupiah melemah 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp14.198 per dolar AS dibandingkan sebelumnya Rp14.195 per dolar AS.
"Kemungkinan rupiah masih berlanjut melemah karena akan ada aksi demo lanjutan pada hari ini," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa.
Kondisi politik-sosial domestik kembali memanas akibat aksi demonstrasi yang telah terjadi kurang lebih seminggu berturut-turut. Aksi demonstrasi diprediksi masih akan terus berlanjut.
Sentimen domestik lainnya, ada potensi melambatnya kegiatan dunia usaha pada Agustus 2019. Uang beredar pada Agustus 2019 tercatat tumbuh 7,3 persen (yoy), melambat dibandingkan Juli yang tumbuh 7,8 persen (yoy). Perlambatan tersebut karena melambatnya aset domestik neto (NDA) yang komponen terbesarnya adalah kredit perbankan.
"Perlambatan ini konsisten dengan melambatnya kredit korporasi non finansial terutama untuk kredit modal kerja. Kondisi ini patut diwaspadai sebagai melambatnya kegiatan dunia usaha selama bulan Agustus lalu," ujar Lana.
Dari eksternal, pemerintahan Donald Trump menyangkal adanya rencana untuk mengeluarkan perusahaan-perusahaan China dari bursa di AS. Menurut Lana, mestinya tidak lama lagi hasil kesepakatan dagang bisa diketahui.
Lana memperkirakan rupiah pada Selasa ini akan bergerak di kisaran Rp14.190 per dolar AS hingga Rp14.220 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.196 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.174 per dolar AS.
Pewarta : Citro Atmoko