Kota Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau perlu merevitalisasi Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) guna mencegah stunting, sebab keberadaan layanan sosial berbasis masyarakat itu bisa ikut memantau gizi ibu hamil dan balita.
"Keberadaan Posyandu penting sebagai sarana potensial memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar dan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, karena ibu, bayinya dan balita bisa datang ke Posyandu untuk mendapatkan makanan tambahan dan layanan dasar lainnya," kata Kepala Disdukcapil Dalduk KB Provinsi Riau Andra Sjafril, di Pekanbaru, Jumat (30/8).
Pendapat demikian disampaikannya terkait di Riau masih terdapat kasus stunting antara lain lebih akibat sebagian pola pikir masyarakat bahwa keperluan gizi harus dilebihkan untuk bapak dibanding untuk ibu hamil, karena bapak adalah tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah.
Menurut Andra, pola pikir tersebut harus diubah sebab ibu hamil selain memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya juga untuk janin yang dikandungnya agar bisa melahirkan anak yang sehat dan tidak lagi mengalami stunting.
Menurut dia, saat ini perlu melakukan berbagai upaya pencegahan agar ke depan tidak muncul lagi kasus stunting di daerah ini antara lain melalui membuka kembali Posyandu.
"Selain merevitalisasi Posyandu juga perlu tetap dimaksimalkan gerakan masyarakat sehat (germas), khususnya digencarkan kembali program 1.000 hari pertama kehidupan mulai dari janin di kandungan hingga anak usia dua tahun," katanya.
Program ini perlu terus digencarkan sebab masa-masa tersebut merupakan masa paling penting (80 persen) bagi perkembangan volume otak dari janin sehingga peran OPD KB di seluruh Riau bisa bergerak bersama bersinergi memperkecil kasus stunting.