Warga Dumai Diminta Antisipasi DBD

id warga dumai, diminta antisipasi dbd

Dumai, 30/11 (ANTARA) - Warga Kota Dumai Provinsi Riau diminta mengantisipasi berjangkitnya penyakit Demam Berdarah Dengue dengan cara menerapkan pola hidup bersih.

"Warga harus selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan tetap tanggap terhadap genangan air yang berada di lingkungannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Marjoko Santoro, di Dumai, Selasa.

Ia mengatakan, di musim penghujan ini penyakit yang paling sering menyerang manusia adalah DBD dan malaria.

Untuk itu, tutur dia, kewaspadaan harus segera ditingkatkan mengingat penyakit tersebut juga dapat menyebabkan kematian.

Sejauh pengamatannya, saat ini lima kecamatan yang ada di Kota Dumai masih sangat rentan dengan penyakit yang berasal dari nyamuk tersebut.

Hal itu menurutnya disebabkan daratan Dumai yang rata-rata merupakan lahan gambut, dimana lahan jenis ini dapat menahan kelembabpan cukup lama sehingga perkembangbiakan nyamuk sangat pesat.

"Untuk itu, kita sangat mengharapkan masyarakat dapat berupaya preventif dalam mengantisipasi penyakit satu ini. Hal ini belajar dari tahun-tahun dimusim penghujan sebelumnya, dimana angka penderita DBD cukup signifikan," papar dia.

Berbagai kegiatan mencegah dikatakan dia juga dapat dilakukan dengan bergotong royong, bersama-sama membersihkan sejumlah saluran air ditiap-tiap wilayah, baik itu perumahan maupun pedesaan hingga komplek-komplek pertokoan yang ada di perkotaan.

"Kegiatan gotong royong tersebut dapat dilakukan rutin setiap minggunya. Dan untuk antisipasi yang lebih maksimal, tiap-tiap rumahtangga juga sebaiknya selalu melakukan gerakan tiga M, yakni menguras, menimbun, dan menutup semua tempat atau wadah penampung air," ucapnya.

Dikatakan, selain memberikan imbauan resmi terhadap masyarakat, tugas pemerintah saat ini dalam mengantisipasi mewabahnya DBD juga dilakukan dengan mengintensifkan petugas-petugas kesehatan disetiap pusat kesehatan masyarakat yang ada di seluruh kecamatan.

"Selain itu, kita juga meminta petugas-petugas kesehatan tersebut untuk aktif dalam mensosialisasikan bahaya DBD dan cara penanggulangan yang efektif keseluruh masyarakat Dumai," jelasnya.

Menurut Marjoko, upaya pengasapan atau penebaran bubuk abate disetiap genagan air yang menjadi kebutuhan rumah tangga tidak se-efektif program 3 M.

Hal tersebut disimpulkannya berdasarkan kajian kesehatan dimana pencegahan dini jauh lebih baik dibandingkan pencegahan dengan telah munculnya bakteri atau binatang serta virus penyebab berbagai penyaki termasuk DBD.

"Jika sudah dilakukan pengasapan atau penaburan bubuk abate, tentu karena telah bertelurnya atau telah menyebarnya nyamuk. Namun jika kita menguras, menimbun, dan menutup semua tempat atau wadah penampung air, tentu adalah untuk pencegahan bertelurnya nyamuk penular DBD tersebut," ujarnya.

Sementara Wakil Wali Kota Dumai, dr Agus Widayat pada kesempatan terpisah juga mengimbau masyarakat untuk tetap bergotongroyong guna terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

"Kami juga mengharapkan agar gotongroyong dilaksanakan warga secara rutin dan tidak musim-musiman sehingga tidak hanya DBD, jenis penyakit lainnya juga pasti akan enggan hinggap kewilayah yang bersih," tegasnya.