Pekanbaru (ANTARA) - Zulfikar Zauhari, oknum dosen Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Riau dituntut hukuman tiga tahun penjara dalam perkara dugaan korupsi pembangunan gedung perkuliahan di perguruan tinggi negeri tersebut.
Selain Zulfikar, jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang lanjutan dengan agenda pembacaan tuntutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru, Selasa (6/8) itu turut menuntut hukuman penjara kepada Benny Johan dengan 3,5 tahun bui.
"Menuntut terdakwa Zulfikar Jauhari dengan pidana penjara selama tiga tahun dan Benny Johan dengan pidana penjara 3 tahun 6 bulan," kata JPU Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru, Nofrizalbdan Oka Regina
di hadapan majelis hakim yang diketuai Dahlia Panjaitan.
Jaksa menilai kedua terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan korupsi dana proyek pembangunan gedung pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Riau (Unri).
Dr Zulfikarmerupakan dosenpascasarjana Fakultas Teknik Unri sekaligus sebagai tim teknis proyek pembangunan gedung pascasarjana Unri. Sementara Benny Johan merupakan Direktur CV Reka Cipta Konsultan sebagai konsultan perencana dan pengawas.
JPU menjerat kedua terdakwa bersalah melanggar Pasal 3 Undang-undang (UU) Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pkdana Korupsi, jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
Selain penjara, JPU juga menuntut kedua terdakwa membayar denda masing-masing sebesar Rp50 juta atau subsider 6 bulan kurungan. Kepada Benny Johan dibebankan membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp43 juta.
"Satu bulan setelah putusan inkrah, harta benda terdakwa Benny Johan disita dan dilelang untuk mengganti kerugian negara atau diganti hukuman kurungan selama 1 tahun 10 bulan," kata JPU.
Atas tuntutan itu, kedua terdakwa menyatakan mengajukan pembelaan atau pledoi. Majelis hakim mengagendakan pembacaan pledoi pada persidangan pekan depan. "Silahkan siapkan pembelaan terdakwa," kata hakim.
Pengerjaan proyek pembangunan gedung pascasarjana Fisipol Unri dianggarkan dari APBN tahun 2012 dengan nilai Rp9 miliar. Penyimpangan dalam proyek ini,terlihat dari awal pelaksanaan proses lelang.
Saat itu, proses lelang diketahui gagal hingga 2 kali. Akibatnya, panitia lelang melakukan penunjukkan langsung untuk menentukan pelaksana kegiatan.
Sejatinya yang boleh mengerjakan proyek tersebut adalah peserta lelang yang telah mendaftar karena dalam pendaftaran, peserta pastinya membuat surat keterangan penyanggupan. Namun, oleh panitia lelang dipilihlah rekanan yang sama sekali tidak mendaftar.
Proses penunjukkan tersebut dilakukan oleh panitia lelang bersama seorang oknum yang tak lain merupakan ketua tim teknis kegiatan tersebut. Kontrak kerja ditandatangani oleh direktur rekanan yang dipalsukan.
Dalam pengerjaannya, pada akhir Desember 2012 tidak selesai dan hanya rampung sekitar 60 persen. Walaupun hanya rampung 60 persen tetapi anggaran tetap dicairkan 100 persen. Diduga terjadi kongkalikong antara tim teknis yang menyatakan jika pengerjaan kegiatan sudah 100 persen rampung.
Sebelumnya perkara ini melibatkan
mantan Pembantu Dekan II Fisipol Unri, Heri Suryadi, dan Komisaris PT Usaha Kita Abadi selaku
kontraktor proyek Ruswandi. Keduanya sudah divonis pengadilan dengan penjara masing-masing 2 tahun dan 3 tahun penjara.
Berita Lainnya
Menang prapid dugaan korupsi Bank BUMN senilai Rp46 miliar, Polda Riau kejar TPPU tersangka
16 November 2024 11:50 WIB
Dugaan Korupsi BAZNAS Inhil, begini tanggapan MUI
14 November 2024 13:05 WIB
Polda Riau buru Liong Tjai tersangka korupsi pipa transmisi di Inhil
14 November 2024 11:27 WIB
Bekas perkara dugaan korupsi LAMR Pekanbaru belum lengkap
12 November 2024 18:11 WIB
Dugaan korupsi Program Ramadhan Baznas Inhil, naik ke tahap penyidikan
07 November 2024 11:59 WIB
Mantan ketua dan bendahara LAMR Pekanbaru jadi tersangka korupsi
02 November 2024 12:52 WIB
Kapolri beri materi strategi pemberantasan korupsi di retret
25 October 2024 19:18 WIB
Terpidana korupsi Syarief Abdullah kembalikan kerugian negara Rp2 milliar
25 October 2024 15:47 WIB