TNI lakukan mitigasi lokasi rawan Karhutla

id Karhutla, Riau,asap

TNI lakukan mitigasi lokasi rawan Karhutla

Api membakar semak belukar di sebuah lahan di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). ANTARA FOTO/Rony Muharrman/wsj.

Pekanbaru (ANTARA) - Prajurit TNI yang tergabung dalam satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) terus berupaya melakukan mitigasi sebagai langkah pencegahan bencana kebakaran menyusul cuaca panas yang melanda Provinsi Riau.

Komandan Distrik Militer 0313/Kampar, Letkol Inf Aidil Amin dalam keterangannya di Pekanbaru, Selasa, mengatakan kegiatan mitigasi disertai patroli dan sosialisasi pencegahan Karhutla dilakukan ke sejumlah titik rawan seperti Pelalawan, Kampar dan Rokan Hulu.

"Selain berfokus pada penanggulangan kita juga terus melakukan upaya pencegahan. Kami meminta kerjasama dan peran aktif masyarakat untuk bersama mencegah kebakaran," katanya.

Salah satu kegiatan mitigasi dilakukan di Desa Lubuk Raja, Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan. Wilayah itu, menurut Babinsa Koramil 03/Bunut, Serda Dodi Syafrizal berbatasan dengan Kecamatan Kerumutan yang sebagian besar wilayahnya gambut dalam.

Selain melakukan mitigasi, aparat TNI yang turut melibatkan Bhabinkamtibmas setempat juga terus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama petani yang saban hari berada di areal perkebunan.

"Sebagian besar daerah perbatasan ini terdiri dari tanah rawa dan gambut, sehingga harus sering dikontrol dan disosialisasikan tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat dan pemilik lahan," ujarnya.

Mereka meminta kepada masyarakat agar meninggalkan kebiasaan lama yang membersihkan lahan dengan cara dibakar atau yang dikenal dengan perun.

"Gulma yang sudah dibabat nampak mulai mengering dan kemudian dibakar berisiko sebagai bahan bakar pemicu Karhutla," ujarnya.

Hal yang sama juga dilakukan prajurit TNI di Kabupaten Rokan Hulu. Mereka terus melakukan kegiatan sosialisasi ke Kecamatan Bonai Darussalam, salah satu yang berdasarkan mitigasi cukup rawan.

"Di sini kita melakukan deteksi dini, pemetaan wilayah rawan dan juga sosialisasi," tuturnya.