Dinkes Riau bagikan 10.000 masker antisipasi kabut asap, begini penjelasannya

id kabut asap,karhutla,karhutla riau,dinas kesehatan,berita riau antara,berita riau terbaru

Dinkes Riau bagikan 10.000 masker antisipasi kabut asap, begini penjelasannya

Sejumlah petugas Dinas Kesehatan Provinsi Riau membagikan masker kepada warga saat kabut asap menyelimuti Kota Pekanbaru, Selasa (30/7/2019). (Antaranews/HO-Dinas Kesehatan Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau menurunkan personel untuk membagikan masker medis kepada warga untuk mengantisipasi kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) . yang mulai menyelimuti Kota Pekanbaru.

“Kita ada persediaan 10 ribu masker, dan kita bagikan secara gratis untuk masyarakat,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Yohanes, kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa.

Petugas dari dinas kesehatan dibagi ke sejumlah lokasi untuk membagikan masker. Lokasi pembagian masker di antaranya di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Tuanku Tambussai, Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Yos Sudarso.

Masker dibagikan kepada pengendara sepeda motor, mobil dan pejalan kaki. Selain membagikan masker, petugas juga mengedukasi warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah saat kabut asap menyelimuti udara.

Yohanes mengatakan, pihaknya akan langsung turun ke lapangan apabila kabut asap kembali menyelimuti Pekanbaru. Kabut asap sifatnya sangat dinamis dan biasanya muncul pada pagi hari.

Selain itu, ia mengatakan bantuan masker juga akan didistribusikan ke kabupaten/kota yang terjadi karhutla.

“Kita akan melakukan intervensi bila kabupaten dan kota minta bantuan atau bila tidak tertangani oleh kabupaten dan kota," katanya.

Kabut asap sisa Karhutla sangat pekat menyelimuti Pekanbaru dari pagi hingga siang hari.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap atau jerebu yang memenuhi udara berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Pelalawan.

“Karena data hotspot (titik panas) terbanyak di Pelalawan, dan lokasinya terdekat dari Pekanbaru. Arah angin ke Pekanbaru dari arah tenggara dengan kecepatan 10 sampai 30 kilometer per jam,” kata Staf Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir kepada Antara.

Berdasarkan data BMKG Pekanbaru dari pantuan citra satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB menunjukan ada 138 hotspot terpantau di Sumatera yang jadi indikasi awal Karhutla. Provinsi Riau menyumbang paling banyak hotspot dengan 60 titik.

Jumlah titik panas di Riau paling banyak di Kabupaten Pelalawan ada 30 titik, kemudian Inhil 15 titik, Rohil 8 titik, Bengkalis dan Inhu masing-masing 2 titik, dan Kampar, Kuansing dan Siak masing-masing satu titik.

Dari jumlah tersebut ada 33 titik yang teridentifikasi sebagai titik api (firespot). Terbanyak di Pelalawan dengan 19 titik, Rohil dan Inhil masing-masing 5 titik, Bengkalis 2 titik, serta Kampar dan Inhu masing-masing satu titik.

Pada website BMKG tercatat konsentrasi PM10 yang terkandung di udara di Pekanbaru akibat kabut asap membuat kualitas udara turun dari kondisi sehat ke sedang. Namun, kondisi tersebut mulai berangsur membaik pada sore hari.

Baca juga: 5.929 personel gabungan dikerahkan untuk padamkan karhutla di 5 provinsi

Baca juga: Asap kebakaran hutan cemari udara ganggu aktivitas warga Pekanbaru

Baca juga: Udara kota Pekanbaru memutih diselimuti asap akibat Karhutla